Sukses

Data Tenaga Kerja AS Tak Sesuai Harapan, Bursa Asia Menguat

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,5 persen di awal perdagangan.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Penurunan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) memangkas ekspektasi akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) pada bulan ini.

Mengutip Reuters, Senin (5/9/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,5 persen di awal perdagangan. Indeks Nikkei Jepang juga melonjak 1 persen ke level tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Data upah untuk industri di luar pertanian di AS (US nonfarm payrolls) pada Agustus kemarin tercatat hanya naik 151 ribu pekerjaan saja. Sedangkan pada bulan sebelumnya atau pada Juli tercatat 275 ribu pekerjaan.

Realisasi dari cata tenaga kerja tersebut juga lebih rendah dari perkiraan dari para analis yang disurvei oleh Reuters yang memperkirakan bakal berada di kisaran 180 ribu pekerjaan.

"Data tenaga kerja itu mempengaruhi ekspektasi apakah The Fed akan menaikkan suku bunga atau tidak," jelas analis Daiwa Securities, Tokyo, Jepang, Mitsuo Imaizumi.

Pejabat Bank Sentral AS Jeffrey Lacker mengatakan bahwa ekonomi AS tampaknya cukup kuat untuk mendorong The Fed menaikkan suku bunga dengan segera. 

Pada penutupan perdagangan kemarin, bursa AS menguat usai Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jika nonfarm payrolls naik 151 ribu pada Agustus usai terjadi revisi kenaikan pada Juli yang sebesar 275 ribu. Dengan PHK terjadi di bidang manufaktur dan konstruksi. 

Kemudian pedagang memangkas probabilitas kenaikan suku bunga The Fed pada bulan ini menjadi 21 persen dari 24 persen pada Kamis, sesuai dengan program FedWatch CME Group. Namun, peluang kenaikan tarif pada Desember naik tipis menjadi 54,2 persen dari 53,6 persen di hari sebelumnya. (Gdn/Nrm)