Sukses

Wall Street Mendatar Imbas Antisipasi Prospek Suku Bunga AS

Pelaku pasar mengantisipasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat soal suku bunga.

Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) sedikit berubah seiring investor mulai menakar prospek suku bunga AS. Meski demikian, indeks saham Nasdaq cetak rekor.

Investor telah menimbang kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve pada September. Namun investor juga mempertimbangkan data tenaga kerja lebih lemah pada pekan lalu, sehingga bank sentral AS bisa saja menahan kembali suku bunga.

Di sisi lain, the Federal Reserve menyatakan ekonomi AS tumbuh moderat pada Juli dan Agustus. Akan tetapi, ada sedikit tekanan upah di luar pekerjaan formal.

"Jumlah tenaga kerja bertumbuh meski tidak besar pada pekan lalu mengirimkan sinyal suku bunga tetap rendah, dan mendorong pelaku pasar untuk kembali," ujar Peter Tuz, President Chase Investment Counsel seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (8/9/2016).

Pelaku pasar pun menanti hasil pertemuan bank sentral Eropa pada Kamis waktu setempat. Pelaku pasar berharap bank sentral Eropa tetap mempertahankan kebijakannya.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 11,98 poin atau 0,06 persen ke level 18.526,14. Indeks saham S&P 500 merosot 0,33 poin atau 0,02 persen ke level 2.186,15. Indeks saham Nasdaq naik tipis 8,02 poin atau 0,15 persen ke level 5.283,93.

Saham-saham yang mempengaruhi pasar saham antara lain saham Apple naik 0,6 persen ke level US$ 108,36 didorong sentimen rilis iPhone baru. Saham Chipotle Mexican Grill naik 5,9 persen menjadi US$ 438,45.

Selain itu, saham maskapai AS melonjak usai menyatakan tren penjualan membaik. Saham Delta Air naik 5,6 persen, dan saham Southwest menguat 4,7 persen.

Volume perdagangan saham tercatat 6,5 miliar saham di bursa AS dibandingkan rata-rata perdagangan saham 20 harian sekitar 6 miliar saham. (Ahm/Ndw)