Liputan6.com, Sydney - Bursa Asia cenderung tertekan pada perdagangan Kamis pekan ini seiring investor menanti data perdagangan China dan pertemuan bank sentral Eropa.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,4 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,1 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 melemah 0,5 persen dan indeks saham Australia/ASX 200 tergelincir 0,9 persen.
Laporan data perdagangan China akan pengaruhi bursa Asia. Laporan perdagangan China akan memberikan sinyal soal permintaan global. Berdasarkan ekonom yang disurvei Reuters, ekspor China turun 4 persen pada Agustus. Impor susut 4,9 persen.
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian impor tersebut lebih baik dari Juli yang melemah 12,5 persen, dan itu didukung dari harga komoditas menguat.
Di pasar uang, dolar Amerika Serikat cenderung stabil. Indeks dolar AS 94,93. Sedangkan posisi dolar AS terhadap yen sekitar 101,81.
Harga minyak pun cenderung menguat. Harga minyak mentah AS naik 82 sen ke level US$ 46,32 per barel. Sedangkan harga Brent menguat 72 sen menjadi US$ 48,70.
Hasil pertemuan bank sentral Eropa juga menjadi fokus pelaku pasar. Berdasarkan survei oleh Reuters, analis mengharapkan tidak ada perubahan kebijakan moneter. Hal itu di tengah ada ketidakpastian apakah bank sentral Eropa akan mengumumkan perpanjangan pembelian aset bulanan 80 miliar euro. (Ahm/Ndw)