Sukses

Investor Asing Jual Saham, IHSG Merosot 66 Poin

Ada sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah usai libur panjang. Pelemahan IHSG lantaran aksi jual investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (13/9/2016), IHSG melemah 66,35 poin atau 1,26 persen ke level 5.215,56. Indeks saham LQ45 1,21 persen ke level 895,48. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Ada sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 66 saham menguat dan 57 saham diam di tempat. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.268,53 dan terendah 5.211,86.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 252.740 kali dengan volume perdagangan 6,1 miliar saham. Nilai transaksi harian sekitar Rp 6,4 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 331,01 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.162.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MBTO naik 11,52 persen ke level Rp 814 per saham, saham BBHI mendaki 10,84 persen ke level Rp 92 per saham, dan saham MAYA menanjak 6,52 persen ke level Rp 2.450 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham BCIP merosot 10 persen ke level Rp 1.035 per saham, saham DART menurun 10 persen ke level Rp 450 per sahamm dan saham GEMS tergelincir 9,94 persen ke level Rp 1.540 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi pada awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 0,32 persen ke level 23.215,76, indeks saham Singapura turun 1,82 persen ke level 2.821 dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,07 persen ke level 8.940.

Sedangkan indeks saham yang menguat di Asia antara lain indeks saham Nasdaq mendaki 1,68 persen ke level 5.211,89, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,34 persen ke level 16.729, dan indeks saham Shanghai naik 0,05 persen ke level 3.023,51.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan tekanan IHSG terjadi lantaran minim sentimen di pasar modal.

Investor asing melepas saham juga menambah tekanan ke IHSG. William mengatakan, saham-saham kapitalisasi besar dan mempengaruhi pasar modal juga turut mempengaruhi laju IHSG.

"Ada capital outflow tidak terlalu besar. Selain itu saham-saham berkapitalisasi besar dan pengaruh antara lain Jasa Marga, Perusahaan Gas Negara, dan Astra International juga memberikan pengaruh," jelas dia.

Sedangkan dari sentimen ekternal, William menuturkan, rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve masih mempengaruhi pasar modal termasuk IHSG. (Ahm/Ndw)