Liputan6.com, Jakarta - Axiata Group Bhd, operator terbesar di Malaysia, berencana memangkas kepemilikan saham di sejumlah anak usahanya di luar negeri. Langkah itu dapat membuat perseroan mendapatkan dana sekitar US$ 700 juta.
Langkah itu dilakukan perseroan untuk memangkas utang. Total utang perseroan naik 55 persen mencapai 21,5 miliar ringgit atau sekitar US$ 5,2 miliar pada akhir Juni. Hal itu mengutip Bloomberg, seperti ditulis Kamis (15/9/2016).
Axiata memiliki kepemilikan saham di sejumlah perusahaan di 10 negara di Asia. Menurut sumber yang dikutip dari Bloomberg, Axiata sedang mencari pembeli untuk penjualan sekitar 11 persen saham di PT XL Axiata.
Selain itu, perseroan juga akan menjual sekitar 30 persen saham perusahaan tercatat di Srilanka, yaitu Dialog Axiata Plc, dan Smart Axiata Co.
Baca Juga
Berdasarkan laporan tahunan, Axiata memiliki 83,3 persen dari 95,3 persen saham di anak usaha di Sri Lanka, dan Smart Axiata sebesar 95,3 persen. Sedangkan di XL Axiata, perseroan memiliki kepemilikan saham 66,4 persen.
Perseroan menyatakan kalau Axiata akan terus mengkaji pilihan strategis untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Sejak pertengahan tahun lalu, Axiata telah menyeimbangkan portofolio.
Axiata juga memiliki operasi di Bangladesh dan Pakistan, serta saham minoritas di perusahaan telekomunikasi Singapura M1 Ltd. Pada April lalu, Axiata juga menyelesaikan akuisisi 80 persen saham di Nepal Ncell Pvt sekitar US$ 1,4 miliar.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, saham PT XL Axiata Tbk naik 3,12 persen ke level Rp 2.640 per saham. Pada perdagangan kemarin, saham PT XL Axiata Tbk turun 3,4 persen menjadi Rp 2.560 per saham. (Ahm/ndw)
Advertisement