Sukses

Saham Sektor Energi Tekan Wall Street

Dalam indeks S&P 500, sektor energi membukukan kinerja terburuk dengan turun 1,3 persen.

Liputan6.com, New York - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan Wall Street adalah penurunan harga minyak yang membuat saham-saham di sektor energi tertekan.

Mengutip Reuters, Sabtu (24/9/2016), Dow Jones industrial average turun 130,94 poin atau 0,71 persen ke level 18.261,52. S&P 500 kehilangan 12,48 poin atau 0,57 persen ke angka 2.164,7. Sedangkan Nasdaq Composite turun 33,78 poin atau 0,63 persen ke level 5.305,75.

Dalam indeks S&P 500, sektor energi membukukan kinerja terburuk dengan turun 1,3 persen. Harga minyak jatuh 4 persen karena adanya beberapa sentimen negatif.

Meskipun indeks S&P 500 mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat ini, namun jika dihitung dari awal tahun indeks acuan ini masih membukukan kinerja mingguan tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Pendorong penguatan indeks S&P 500 secara khusus dan Wall Street secara umum dalam pekan ini adalah mundurnya rencana kenaikan suku bunga yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

The Fed menunggu tanda-tanda perekonomian yang lebih baik untuk mendukung rencana pengetatan kebijakan moneter tersebut. Di bulan ini memang data ekonomi yang ada belum mendukung rencana tersebut.

"Saya hanya melihat bahwa penurunan saham-saham di sektor energi saat ini hanya karena orang ingin mengambil untuk dari kenaikan yang telah terjadi sebelumnya," jelas analis Hodges Capital Management, Dallas, AS, Gary Bradshaw.

Setelah The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga pada September ini, fokus para investor ke depannya adalah laporan keuangan dari emiten. Wall Street akan bergerak sesuai dengan hasil laporan keuangan dari perusahaan yang melantai di bursa AS. 

Video Terkini