Sukses

Grup Astra Bagi Dividen Interim 2016 Rp 2,99 Triliun

PT Astra graphia Tbk akan bagikan dividen interim 2016 Rp 27 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - Grup Astra membagikan dividen interim 2016 sekitar Rp 2,99 triliun. Pembagian total dividen interim itu antara lain pada awal pekan ini, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) mengumumkan akan membagikan dividen interim Rp 27 per saham.

PT Astra Graphia Tbk membagikan dividen interim 2016 sebesar Rp 36,41 miliar. Perseroan akan membagikan dividen interim pada 17 Oktober 2016. Adapun yang berhak atas pembayaran dividen tercatat dalam recording date pada 4 Oktober 2016. Demikian mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/9/2016).

Sebelumnya PT United Tractors Tbk (UNTR) juga membagikan dividen interim 2016 sekitar Rp 143 per saham. Total pembayaran dividen interim 2016 Rp 533,9 miliar. Anak usahanya PT Acset Indonusa Tbk (ACST) menawarkan dividen interim 2016 Rp 11 per saham. Total pembayaran dividen interimnya Rp 7,7 miliar.

Selain itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan membayar dividen interim Rp 99 per saham. Total pembayaran dividen Rp 190,54 miliar untuk 1,92 miliar saham. Sedangkan PT Astra International Tbk (ASII) akan membagikan dividen interim 2016 sebesar Rp 55 per saham. Total pembayaran dividen interim 2016 sebesar Rp 2,22 triliun.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan perlambatan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kinerja keuangan korporasi. Apalagi, Hans menilai sebagian anak usaha grup Astra agak tertekan terutama bisnis otomotif dan perkebunan.

"Penjualan mobil stagnan akibat ekonomi melambat sehingga dividen pun berkurang," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, Senin (26/9/2016).

Akan tetapi, Hans menilai grup Astra masih membagikan dividen interim menunjukkan sinal positif kalau kas perseroan masih bagus dengan kondisi ekonomi sekarang. "Keadaan ekonomi kurang bagus tapi solid menunjukkan perusahaan mampu operasi dengan baik," kata Hans.

Selain itu, di tengah harga komoditas masih belum membaik, menurut Hans, perseroan masih memiliki strategi untuk mendukung kinerja perseroan dengan masuk ke sektor memiliki prospek baik seperti infrastruktur. (Ahm/Ndw)