Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG didorong dari aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (3/10/2016), IHSG naik 99,11 poin atau 1,85 persen ke level 5.463,91. Indeks saham LQ45 menguat 2,34 persen ke level 943,81. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Ada sebanyak 203 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 104 saham melemah dan 77 saham diam di tempat.
Pada perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.463,91 dan terendah 5.403,86. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 249.907 kali dengan volume perdagangan 6,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,8 triliun.
Baca Juga
Secara sektoral, 10 sektor saham menguat. Sektor saham industri dasar naik 3,13 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang menguat 2,81 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 2,73 persen.
Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 487 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 12.974.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham BEKS menanjak 10,34 persen ke level Rp 64 per saham, saham MAYA menguat 8,77 persen ke level Rp 3.100 per saham, dan saham ADRO menanjak 7,88 persen ke level Rp 1.200 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham AMAG menurun 10 persen ke level Rp 360 per saham, saham DNAR tergelincir 9,68 persen ke level Rp 140 per saham, dan saham SRAJ susut 9,3 persen ke level Rp 390 per saham.
Bursa Asia cenderung menguat di awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,23 persen ke level 23.583. Indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,90 persen ke level 16.598. Indeks saham Taiwan menanjak 0,73 persen ke level 9.234,20.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, penguatan IHSG didukung dari aliran dana investor asing yang terus masuk sejak pekan lalu. Aliran dana investor ini juga didorong sentimen positif dari kondisi penerapan pengampunan pajak atau amnesty berjalan baik. Rilis inflasi September 2016 juga cenderung terkendali. Tercatat inflasi September 2016 0,22 persen.
"Sekarang dekat rilis kinerja emiten. Dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi diharapkan berdampak ke kinerja emiten," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, dari sentimen global terutama didukung dari harga komoditas terutama minyak dan batu bara.Penguatan harga komoditas itu juga berimbas ke sektor saham tambang. (Ahm/Ndw)
Advertisement