Sukses

Aksi Jual Asing Kembali Tekan IHSG

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.409,19 dan terendah 5.363,47.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan sepanjang perdagangan Jumat pekan ini. Aksi jual investor asing kembali menjadi penekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (7/10/2016), IHSG turun 32,19 poin atau 0,60 persen ke level 5.377,14. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,96 persen ke level 924,82.

Ada sebanyak 141 saham berada di zona merah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 145 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG. Sedangkan 97 saham lainnya diam di tempat.

Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.409,19 dan terendah 5.363,47. Total frekuensi perdagangan saham 263.954 kali dengan volume perdagangan 7,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,7 triliun.

Investor asing catatkan aksi jual bersih sekitar Rp 402 miliar di pasar reguler sedangkan untuk seluruh pasar aksi jual asing mencapai Rp 739 miliar.

Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk saham, terdapat 7 melemah dan 3 mampu menguat. Sektor yang menguat adalah perkebunan, pertambangan dan industri dasar.

Sedangkan Sektor saham aneka industri turun 1,50 persen dan mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi merosot 1,21 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,93 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham TRAM naik 34 persen ke level Rp 67 per saham, saham PLAS mendaki 25 persen ke level Rp 1.025 per saham, dan saham WIIM menanjak 25 persen ke level Rp 500 per saham.

Sedangkan BUMI tergelincir 10 persen ke level Rp 72 per saham, saham TMPI susut 9,95 persen ke level Rp 172 per saham, dan saham HEXA merosot 9,88 persen ke level Rp 3.100 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, seperti kemarin, penurunan IHSG pada hari ini dipicu oleh aksi jual investor asing yang nilainya sangat besar.

Ia melanjutkan, sebenarnya beberapa saham di sektor komoditas berada di zona hijau karena pengaruh kenaikan harga minyak. Namun ternyata tak mampu mendorong IHSG. (Gdn/Ndw)