Liputan6.com, Istanbul - Saat ini waktu yang sulit untuk menawarkan saham perdana ke publik bagi perusahaan minyak. Lebih dari dua tahun ini, harga minyak dunia telah susut setengah, dan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan minyak lesu.
Namun, Saudi Aramco bukan perusahaan minyak yang biasa. Produsen minyak dunia ini akan siap IPO yang terbesar pada 2018.
"Kami optimistis. Pasar telah mulai pulih,kami berharap pemulihan pada 2017, dan 2018 waktu yang tepat," ujar CEO Saudi Aramco Amin Nasser seperti dikutip dari laman CNN Money, Kamis (13/10/2016).
Baca Juga
Para pejabat Arab Saudi mengharapkan nilai IPO mencapai US$ 2 triliun. Rencana IPO itu diputuskan oleh wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang mengawasi rencana diversifikasi ekonomi Arab Saudi.
Nasser mengatakan, pihaknya melihat semua pasar utama untuk IPO termasuk New York, London, Hong Kong dan Tokyo. "Kami akan dapat memenuhi semua persyaratan di pasar yang berbeda pada 2018," ujar dia.
Nasser mengatakan, pihaknya memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Perseroan memiliki cadanganminyak hampir 270 miliar barel. Untuk biaya produksi rata-rata kurang dari US$ 10 per barel.
Perseroan pun berencana untuk meningkatkan kapasitas penyulingan minyak mengikuti produksi sekitar 10 juta barel pada 2030. Saudi Aramco juga akan investasi lebih dari US$ 300 miliar untuk dekade mendatang. (Ahm/Ndw)
Advertisement