Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif pada perdagangan menuju akhir pekan ini. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.315 dan resistance 5.400.
Aksi jual investor asing masih membayangi laju IHSG. Pada perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 24,21 poin atau 0,45 persen ke level 5.340,40. Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor keuangan dan infrastruktur.
"Investor asing terlihat melakukan aksi jual bersih yang cukup besar dua hari berturut-turut di mana net sell sebesar Rp 935,51 miliar," kata dia di Jakarta, Jumat (14/10/2016).
Advertisement
Baca Juga
Bursa Asia juga melemah sejalan dengan pelemahan bursa global lainnya. Pelemahan Bursa Asia karena pemodal beralih melakukan pembelian pada instrumen obligasi. "Aksi beli berpindah pada obligasi pemerintah dan meningkatnya permintaan dolar AS," kata dia.
Lanjar merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Perusahan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
PT Bahana Securities memperkirakan IHSG cenderung melemah. IHSG diproyeksi pada kisaran support 5.302 dan resistance 5.365.
Bahana Securities merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL).
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Kamis (13/10/2016), IHSG turun 24,21 poin atau 0,45 persen ke level 5.340,40. Indeks saham LQ45 susut 0,32 persen ke level 917,27. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 192 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 104 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 86 saham lainnya diam di tempat.
IHSG sempat berada di level tertinggi 5.384,55 dan terendah 5.339,48. Transaksi perdagangan saham tercatat dengan total frekuensi perdagangan saham 8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,4 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham perdagangan melemah 1,27 persen, dan memimpin penurunan. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 0,81 persen dan sektor saham konstruksi susut 0,74 persen. (Amd/Gdn)
Â