Sukses

IHSG Menguat Tipis Senada Bursa Asia

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada perdagangan saham Jumat pekan ini

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan saham Jumat (14/10/2016), IHSG naik 1,5 poin atau 0,03 persen ke level 5.340,09. Indeks saham LQ45 melemah 0,03 persen ke level 917,47. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada 85 saham menghijau sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 30 saham melemah dan 65 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.350,28 dan terendah 5.338,04.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 5756 kali dengan volume perdagangan 133,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 169,2 miliar.

Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.350,35 dan terendah 5.338,52. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi turun 0,22 persen, sektor industri dasar turun 0,30 persen.

Investor asing pun melakukan aksi jual sekitar Rp 3 miliar di pasar reguler. Adapun, posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.043.

Saham-saham yang menguat pada Jumat pagi antara lain saham CNTX naik 16,68 persen ke level Rp 900 per saham, saham GDYR menanjak 13,64 persen ke level Rp 2.500 per saham, dan saham MFMI mendaki 7,87 persen ke level Rp 274 per saham.

Sementara itu, saham-saham tertekan, yaitu saham DPUM turun 10 persen ke level Rp 810 per saham, saham PLAS tergelincir 9,56 persen ke level Rp 615 per saham dan saham TMPI melemah 9,52 persen ke level Rp 114 per saham.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan IHSG berpotensi melemah secara teknikal. Hal itu lantaran penutupan IHSG kemarin di kisaran 5.340 berada di area support. Sentimen yang pengaruhi IHSG masih menanti laporan kinerja emiten kuartal III 2016.

"Secara peluang masih ada pelemahan. Pelaku pasar masih wait and see laporan keuangan emiten. Lebih banyak sentimen dari global," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (14/10/2016).

Video Terkini