Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia sebagian besar diperdagangkan lebih rendah di akhir pekan ini, menyusul penurunan harga minyak.
Melansir laman CNBC, Jumat (21/10/2016), indeks Australia ASX 200 turun 0,56 persen pada perdagangan di tengah hari. Dengan penurunan terjadi di sebagian besar sektor perdagangan. Sementara sektor energi turun 1,08 persen, dan keuangan turun 0,08 persen.
Adapun indeks Selandia Baru turun 0,20 persen, sedangkan Korea Selatan susut 0,25 persen.
Berbeda, indeks Jepang Nikkei justru menguat sedikit sebesar 0,15 persen. Dipicu kenaikan saham Fast Retailing, pemilik merek pakaian Uniqlo, sebesar 0,80 persen.
Baca Juga
Sementara pasar saham Hong Kong menunda pembukaan karena adanya peringatan bencana topan.
Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, naik ke 98,38, naik dari posisi 97,80 di awal pekan ini.
Dolar cenderung menerima dorongan dari ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Desember, menurut Chris Weston, Kepala Strategi Pasar IG spreadbettor.
Advertisement
"Kenaikan (suku bunga) pada Desember telah mendorong pasar. GDP AS di kuartal ketiga yang dirilis pada pekan depan, bisa menjadi katalis besar bagi para pedagang," jelas Weston dalam catatannya.
Para analis mengatakan indeks dolar juga didorong pelemahan euro, yang jatuh di bawah US$$ 1,095 dari US$ 1,10 pada minggu sebelumnya. Ini setelah Bank Sentral Eropa memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Brian Martin dari ANZ mengatakan dalam sebuah catatan, bahwa pemilihan AS tetap menjadi sumber potensial dari volatilitas untuk pasangan euro/dolar.
Sementara sebelumnya di pasar AS, Dow Jones Industrial Average turun 40,27 poin, atau 0,22 persen menjadi 18,162.35.
Sementara indeks S&P 500 turun 2,95 poin, atau 0,14 persen, menjadi berakhir 2.141,34 poin dan Nasdaq tergelincir 4,58 poin, atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 5.241,83 poin.