Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia cenderung melemah pada awal pekan ini seiring kinerja Wall Street melambat pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi dalam sembilan bulan lantaran pernyataan dari pejabat bank sentral AS yang membuat pasar spekulasi kenaikan suku bunga pada akhir tahun.
Pada perdagangan saham awal pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei sedikit berubah. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,4 persen.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, indeks saham Dow Jones dan S&P 500 sedikit berubah. Sedangkan Nasdaq menguat.
Advertisement
Baca Juga
"Ini akan minggu yang tenang lantaran minggu depan mulai pertemuan bank sentral Jepang, the Federal Reserve, dan bank sentral Eropa. Namun ada data yang keluar dari AS,Jepang, dan zona Euro. Selain itu ada data pendapatan perusahaan Eropa dan Asia," ujar Marc Ostwald, Strategist ADM Investor Services International seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (24/10/2016).
Di pasar uang, indeks dolar AS stabil di kisaran 98,65 dari periode sebelumnya di kisaran 98,81. Angka ini tertinggi sejak 3 Februari. Mata uang AS menguat pada pekan lalu seiring euro merosot setelah bank sentral Eropa mempertimbangkan pelonggaran moneter.
Selain itu, dolar AS juga didukung dari komentar agresif dari pimpinan the Federal Reserve New York William Dudley. Komentarnya mendorong spekulasi kalau the Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember. Kemudian dolar juga cenderung datar terhadap euro.
Di pasar komoditas,harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 0,4 persen ke level US$ 50,64 per barel.