Sukses

Harga Minyak Turun Imbas Investor Khawatir Pertemuan OPEC

Investor khawatir terhadap pertemuan OPEC pada 30 November telah mendorong harga minyak kembali sentuh level US$ 49 per barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia turun lebih dari satu persen usai pasokan Amerika Serikat (AS) secara mengejutkan turun. Di sisi lain, OPEC akan memangkas produksi minyak pada akhir November.

The US Energy Information Administration (EIA) melaporkan pasokan minyak AS turun 553 ribu pada pekan lalu. Sedangkan analis memperkirakan mencapai 1,7 juta barel.

Pasokan minyak dari produsen terbesar minyak jatuh secara mengejutkan dalam tujuh minggu ini. Biasanya musim gugur, tren pasokan meningkat seiring masuk musim pemeliharaan kilang.

Penurunan harga minyak terbatas usai rilis data EIA. Harga minyak AS sempat berada di wilayah positif, dan harga minyak Brent kembali di atas US$ 50 per barel.

Namun kenaikan harga minyak dibatasi keraguan investor apakah OPEC akan berhasil menurunkan produksi yang direncanakan. Penurunan produksi itu diputuskan dalam pertemuan OPEC pada 30 November di Wina, Austria.

"Titik fokus tetap pada pertemuan OPEC pada bulan depan. Iran, Libya dan Nigeria berkomitmen turunkan produksi," ujar Tariq Zahir, Funa Manager Tyche Capital Advisors seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/10/2016).

Harga minyak diperkirakan tertekan dengan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di kisaran US$ 47, dan harga minyak Brent di kisaran US$ 48-US$ 48,5 pada akhir bulan ini.Penurunan harga minyak itu terjadi menurut Broker ICAP Scott Shelton dipengaruhi hasil pertemuan OPEC pada November.

"Pasar mendapatkan berita positif. Akan tetapi tidak ada yang baru," ujar dia.

Harga minyak Brent turun 81 sen atau 1,6 persen menjadi US$ 49,98 per barel. Sebelumnya harga minyak sempat sentuh level terendah di kisaran US$ 49,65, dan merupakan level terendah sejak 30 September.

Harga minyak WTI turun 78 sen atau 1,6 persen menjadi US$ 49,18. Harga minyak WTI sempat sentuh level terendah di US$ 48,87 sejak 4 Oktober.

Adapun Iran, Libya, Nigeria dan Venezuela harap dikecualikan dari pemangkasan produksi minyak OPEC sekitar 700 ribu barel per hari dari perkiraan 1 juta-1,5 juta barel per hari.

Video Terkini