Sukses

Berbeda dengan Bursa Global, IHSG Dibuka Menguat

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik ke zona hijau pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik ke zona hijau pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Hal ini berlawanan dengan bursa Asia dan Wall Street yang melemah.

Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat (28/10/2016), IHSG menguat 4,5 poin atau 0,09 persen ke level 5.421,03.

Ada sebanyak 87 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 35 saham melemah dan 70 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.424,68 dan terendah 5.414,50. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.418 kali dengan volume perdagangan 448,7 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 131,8 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 3,1 miliar di pasar reguler. Dolar Amerika Serikat masih di kisaran Rp 13.043.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham aneka industri turun 0,21 persen, sektor saham konstruksi tergelincir 0,19 persen. Sedangkan sektor saham perdagangan turun 0,04 persen.

Saham-saham yang menguat pada awal sesi antara lain saham DEWA naik 13,46 persen ke level Rp 50 per saham, saham BUMI mendaki 13,23 persen ke level Rp 212 per saham, dan saham FORU menanjak 10,07 persen ke level Rp 306 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham PNBS turun 3,03 persen ke level Rp 160 per saham, saham CFIN merosot 4,88 persen ke level Rp 234 per saham, dan saham INDY turun 2,90 persen ke level Rp 665 per saham.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, ruang gerak IHSG di antara support 5.378 dan resistance 5.475.

IHSG berhasil ditutup menguat pada perdagangan saham Kamis kemarin. IHSG menguat 17,15 poin atau 0,32 persen ke level 5.416,84.

"Sektor keuangan dan infrastruktur memimpin penguatan seakan merefleksikan kinerja keuangan yang cukup positif di beberapa sektor tersebut," kata dia di Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Namun begitu, dia menuturkan investor asing melakukan jual bersih sebanyak Rp 678 miliar. Hal itu disebabkan oleh sikap hati-hati investor dalam menghadapi sentimen eksternal. "Faktor eksternal cukup negatif membayangi terlebih nilai tukar dolar terapresiasi," ujar dia.