Sukses

IHSG Rawan Koreksi, Cermati Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di 5.300-5.390 pada Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan koreksi menjelang akhir pekan ini. Koreksi IHSG itu terjadi lantaran dampak sentimen negatif dari internal dan eksternal.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan IHSG masih berpotensi melemah. Tekanan IHSG terjadi baik dari internal dan eksternal.Satrio mengatakan, dari internal, pelaku pasar mengkhawatirkan demo 4 November 2016.

Namun koreksi IHSG yang terjadi bukan lantaran dari faktor fundamental, tapi kekhawatiran  pelaku  pasar terhadap demo menyambut akhir pekan ini. Satrio menuturkan,tekanan IHSG yang terjadi pun masih wajar. Secara teknikal, IHSG berpeluang koreksi juga usai level support IHSG di 5.375 yang berhasil ditembus.

"Dalam jangka pendek level IHSG akan berada di kisaran 5.200-5.250 untuk jangka pendek. Sedangkan level support psikologis di 5.300 dan resistance 5.390," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com,Jumat (4/11/2016).

Dari eksternal, Satrio menuturkan, harga minyak dunia masih tergelincir juga mempengaruhi pasar. Ditambah bursa regional masih memberikan sinyal negatif sehingga tidak terlalu bagus untuk laju IHSG. "Tekanan dari mana-mana baik luar negeri dan dalam negeri. Investor asing pun melakukan aksi jual di atas Rp 500 miliar dalam dua hari," kata Satrio.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih terlihat betah di fase konsolidasi. Target level resistance IHSG di 5.488 masih dapat digapai dalam beberapa waktu ke depan. Sedangkan support di 5.336 terlihat cukup teruji.

"Volatilitas harga komoditas  terlihat masih akan cukup mempengaruhi pergerakan IHSG ditambah rilis data pertumbuhan ekonomi, serta mendekati momen pemilihan Presiden Amerika Serikat," ujar William.

Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar antara lain PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Sedangkan Satrio menuturkan, koreksi IHSG yang  terjadi secara teknikal dapat jadi peluang beli saham. Pelaku pasar dapat mencermati sektor saham tambang terutama batu bara.