Liputan6.com, New York - Wall Street akhirnya ditutup di zona positif setelah pada pembukaan perdagangan mengalami tekanan. Kenaikan tersebut terjadi setelah para investor melihat bahwa kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton bakal memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, Rabu (9/11/2016), di awal sesi, seluruh indeks acuan di Wall Street tertekan. Namun kemudian di akhir sesi kedua atau pada penutupan perdagangan, bursa AS kembali menghijau.
Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,4 persen ke angka 18.332,43. S&P 500 juga menguat 0,38 persen menjadi 2.139,53. Sedangkan Nasdaq Composite menambah kekuatan 0,53 persen menjadi 5.193,49.
Advertisement
Para pelaku pasar melihat bahwa Hillary Clinton yang adalah mantan Menteri Luar Negeri AS mampu memberikan stabilitas kepada pasar keuangan termasuk pasar saham.
Sementara, kebijakan-kebijakan yang diwacanakan oleh kandidat dari partai Republik Donald trump dalam pidatonya selama kampanye kurang mendukung sektor perdagangan.
Baca Juga
Data dari lembaga survei politik VoteCastr yang memberikan informasi realtime hasil pemilu menunjukkan bahwa Clinton memimpin hasil pemilihan suara. Bahkan, Clinton memimpin suara di Florida, kota dimana seharusnya mampu dikuasai oleh Trump.
Beberapa investor melihat bahwa data yang disajikan oleh VoteCastr ini mendorong kenaikan ahrga saham. Meskipun sebenarnya keakuratan dari analisa tersebut masih harus dipertanyakan.
Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters, Clinton memiliki 90 persen kesempatan untuk mengalahkan Trump. Mantan Menteri Luar Negeri AS itu mengungguli Trump sekitar 45 hingga 42 persen untuk popular vote dan diprediksi akan memenangkan 303 suara di electoral college, sedangkan Trump hanya meraih 235 suara.
Electoral college adalah penentuan kemenangan seorang kandidat. Jumlah tiap electoral collage tiap negara bagian berbeda, di mana terdapat negara bagian yang menentukan kemenangan capres.
"ketidakpastian dalam dua minggu terakhir sudah berakhir. Pasar bertaruh kepada kemenangan Clinton dan hal tersebut mendorong kenaikan Wall Street." jelas Direktur Perdagangan Saham Wedbush Securities, Los Angeles, AS, Michael James.
"Saat ini posisi sudah kembali kepada pekan beberapa pekan lalu setelah mengalami kelebihan aksi jual," tambah dia. Memang, dalam beberapa pekan terakhir Wall Street terus tertekan sehingga harga beberapa saham berada di bawah harga pasar atau harga sebenarnya. (Gdn/Ndw)