Sukses

Gara-gara Donald Trump Picu Bursa Global Tertekan

Bursa Asia dan Eropa merespons negatif hasil perhitungan sementara pemilihan presiden Amerika Serikat pada Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa global tertekan pada perdagangan Rabu pekan ini. Investor merespons negatif hasil perhitungan sementara setelah pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS)/Pilpres AS menunjukkan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berpotensi menang.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, indeks saham Jepang Nikkei merosot enam persen. Indeks saham Australia tergelincir 1,9 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 3,4 persen. Indeks saham Shanghai susut 0,9 persen dan indeks saham Hong Kong Hang tergelincir 3,6 persen.

Secara mengejutkan, Donald Trump memperoleh keunggulan sementara suara dari pesaingnya, calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

"Pasar berpikir kalau pemilihan presiden akan mudah bagi Hillary Clinton, tetapi secara mengejutkan Trump memimpin. Klien kami begitu gugup dan menanyakan bagaimana mencetak keuntungan bila Trump menang," ujar Kay van-Petersen, Direktur Saxo Capital Markets, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Rabu (9/11/2016).

Sebelumnya, pasar telah mengantisipasi kemenangan Hillary Clinton. Hal itu membuat bursa Asia menguat pada awal pekan ini. Akan tetapi, realisasinya berbeda.

Saham bank pun berjatuhan. Saham Sumitomo Mitsui Financial turun 6,1 persen. Saham Mitsubishi UFJ Financial tergelincir 7,4 persen. Selain itu, saham perusahaan besar yang melakukan ekspor, seperti Mazda Motor, turun 8,6 persen.

Sementara itu, investasi relatif aman antara lain yen naik 3,7 persen terhadap dolar Amerika Serikat. Selain itu, emas menguat 4,6 persen menjadi US$ 1.334,36 per troy ounce.

Bursa Eropa pun merespons negatif hasil perhitungan sementara pemilihan presiden AS. Bursa saham Eropa dibuka melemah dengan indeks saham Inggris FTSE merosot 4,1 persen. Indeks saham Jerman/DAX tergelincir 4,3 persen. Indeks saham Prancis/CAC 40 melemah 4,2 persen.