Sukses

IHSG Turun 116 Poin Imbas Aksi Jual Asing Rp 2,6 Triliun

Ada sebanyak 266 saham melemah sehingga menekan IHSG ke zona merah pada Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan pada perdagangan saham awal pekan ini. Aksi jual investor asing cukup besar menekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (14/11/2016), IHSG turun 116,23 poin atau 2,22 persen ke level 5.115,73. Indeks saham LQ45 turun 2,38 persen ke level 857,38. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Ada sebanyak 266 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 68 saham menguat dan 79 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.196,78 dan terendah 5.043,35. Transaksi perdagangan juga cukup ramai. Total volume perdagangan saham sekitar 11,38 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 11,13 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 413.247 kali. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 2,6 triliun di pasar reguler. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) ditransaksikan mencapai Rp 1,4 triliun.

Secara sektoral, 10 sektor saham tertekan. Sektor saham keuangan merosot 3,22 persen ke level 754,22, sektor saham infrastruktur susut 3,17 persen ke level 1.016,99, dan sektor saham tambang tergelincir 2,2 persen ke level 1.408.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BWPT naik 19,39 persen ke level Rp 234 per saham, saham JGLE mendaki 22,22 persen ke level Rp 330 per saham, dan saham LSIP naik 3,51 persen ke level Rp 1.620 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menyeret IHSG ke zona merah yaitu saham TLKM turun 4,29 persen ke level Rp 3.790 per saham, saham BBRI tergelincir 7,10 persen ke level Rp 11.125 per saham, dan saham BSDE tertekan 6,81 persen ke level Rp 1.780 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,37 persen ke level 22.222,22, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,51 persen ke level 1.974,4, indeks saham Singapura melemah 0,91 persen ke level 2.789,07. Selain itu, indeks saham Malaysia merosot 1,07 persen ke level 1.616 dan indeks saham Taiwan turun 0,19 persen ke level 8.940.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio menuturkan tekanan IHSG masih terjadi lantaran investor asing masih melakukan aksi jual di pasar saham. Tekanan jual investor asing itu didorong kekhawatiran terhadap kebijakan Donald Trump.

"Ini masih khawatir seputar Trump Effect. Khawatir suku bunga bank sentral Amerika Serikat akan dinaikkan secara agresif sehingga tekan emerging market termasuk Indonesia. IHSG testing di 5.125 kalau gagal bertahan di bawah 5.000," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Lebih lanjut ia menuturkan, tekanan jual investor asing sangat besar terutama pada Jumat pekan lalu. "Pada Jumat kemarin rekor baru dalam lima tahun terakhir terjadi net sell besar capai Rp 3 triliun," kata dia.

Video Terkini