Liputan6.com, New York - Indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Meskipun beberapa pelaku pasar telah melakukan aksi ambil untung, Dow Jones masih mampu perkasa.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (16/11/2016),Indeks Dow Jones Industrial Average naik 54 poin atau 0,3 persen ke level 18.923,06 Indeks yang berisi saham-saham papan atas ini telah naik lebih dari 3 persen sejak Pilpres AS.
Sedangkan S&P 500 naik 0,8 persen atau16,19 poin pada penutupan perdagangan Selasa dan parkir di level 2.180,39. Untuk Nasdaq Composite, terangkat oleh rebound di saham teknologi sehingga naik 1,1 persen.
Advertisement
Baca Juga
Pada perdagangan Selasa ini, banyak investor melakukan aksi ambil untuk karena pasar saham telah mengalami kenaikan yang cukup besar setelah Donald Trump memenangpan pemilihan presiden AS. Namun bursa AS tetap terangkat karena investor lain masih tetap yakin bahwa presiden terpilih akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran fiskal.
Cara lain yang juga mungkin akan ditempuh oleh Trump untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah menurunkan pajak-pajak untuk perusahaan tertentu.
Dengan perkiraan tersebut, beberapa sektor saham pun melambung. Dua sektor yang mengalami kenaikan cukup besar adalah saham-saham di sektor keuangan khususnya perbankan dan saham-saham perusahaan infrastruktur.
"Saat ini pasar sedang membuat asumsi apa yang akan Trump lakukan ke depan. Kebijakan-kebijakan apa yang akan diambil dalam situasi seperti ini," kata analis senior Brinker Capital,Thomas Wilson.
Saham-saham keuangan memang terus naik sejak Trump terlihat akan memenangkan hitungan suara sehingga mendorong indeks acuan seperti Dow Jones Industrial Average dan S&P 500. Asumsi yang diambil oleh pelaku pasar adalah kebijakan Trump akan mendorong kenaikan suku bunga dan tentu saja akan ada beberapa aturan di sektor finansial yang akan dilonggarkan.