Sukses

Laju IHSG Rawan Koreksi, Simak 7 Saham Pilihan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.200-5.300 pada perdagangan Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi lanjutkan pelemahan meski terbatas pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan pengaruhi gerak IHSG.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan laju IHSG berpeluang tertekan meski terbatas. Kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan menaikkan suku bunga pada Desember, Satrio menilai hal itu dapat berdampak ke IHSG namun sesaat.

Sedangkan dari faktor internal, menurut Satrio pelaku pasar menunggu sentimen baru."IHSG akan bergerak di kisaran 5.200-5.300 pada perdagangan saham Kamis pekan ini," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (15/12/2016).

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan pola pergerakan IHSG masih menunjukkan potensi penguatan yang besar jelang akhir 2016. IHSG masih akan berusaha menembus level resistance 5.389 dengan catatan level support 5.221 dapat terjaga baik.

"Data ekonomi suku bunga acuan dan neraca perdagangan yang rilis hari ini tidak akan terlalu banyak alami perubahan dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu akan menunjukkan kondisi ekonomi dalam negeri  masih dalam tahap stabil. Ini tentunya akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan IHSG," jelas William.

Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Sedangkan Satrio menuturkan saham konstruksi dan komoditas dapat menjadi perhatian pelaku pasar. Saham-saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dapat jadi pilihan pelaku pasar.

Video Terkini