Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan tertekan pada perdagangan saham awal pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (19/1/2016), IHSG turun 39,74 poin atau 0,76 persen ke level 5.191,91. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,99 persen ke level 865,06. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 217 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 97 saham menguat dan 98 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.240,42 dan terendah 5.190,93.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 255.143 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar shaam. Nilai transaksi harian Rp 5,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 288,21 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.376.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,51 persen. Sektor saham barang konsumsi turun 1,63 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 1,6 persen dan sektor saham manufaktur turun 1,25 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham BOGA naik 69,90 persen ke level Rp 175 per saham, saham TAXI mendaki 34,64 persen ke level Rp 206 per saham, dan saham RANC menanjak 11,76 persen ke level Rp 570 per saham.
Saham-saham turun NAGA turun 10 persen ke level Rp 2.160 per saham, saham BUMI tergelincir 7,97 persen ke level Rp 254 per saham, dan saham GREN susut 7,74 persen ke level Rp 286 per saham.
Bursa Asia tertekan pada Senin pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 0,85 persen ke level 21.832,68, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,19 persen ke level 2.038,39, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,05 persen ke level 19.391.
Kemudian, indeks saham Shanghai susut 0,16 persen ke level 3.118,08, indeks saham Singapura merosot 0,88 persen ke level 2.912, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,94 persen ke level 9.239.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih tahap konsolidasi. Apalagi harga komoditas masih cenderung menguat didorong dari harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). "Tidak ada sentimen yang terlalu mempengaruhi IHSG," kata dia.
Advertisement