Sukses

Buka Perdagangan Saham 2017, JK Yakin Ekonomi RI Lebih Baik

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) resmi membuka perdagangan saham pada hari ini, Selasa (3/1/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) resmi membuka perdagangan saham pada hari ini, Selasa (3/1/2017). Dengan ini, maka perdagangan saham tahun 2017 telah dimulai.

JK hadir di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar pukul 8.50 WIB. Dia hadi bersama Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo.

Dalam sambutannya, JK mengucapkan selamat atas pergantian tahun ini. Dia berharap, dengan tahun yang baru kondisi Indonesia akan semakin baik.

"Harapan tetap memberikan situasi yang lebih baik walaupun kita menyadari dunia, tapi seperti dikatakan kondisi tanah air memberikan harapan yang baik," kata dia di BEI Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Dia berharap, BEI terus menjaga kepercayaan masyarakat. "Menjaga kepercayaan masyarakat karena bursa lembaga yang mempertahruhkan kepercayaan masing-masing," ujar dia.

Muliaman mengatakan, kinerja pasar modal telah mencapai kinerja yang baik di tahun 2016. Pasar modal Indonesia mencapai pertumbuhan tertinggi kedua di Asia Pasifik.

"Industri pasar modal  kita telah mencapai kinerja menggembirakan, IHSG 15,32 persen, rekor tertinggi pasar modal Indonesia, tertinggi kedua Asia Pasifik," kata dia.

Sebelumnya, penutupan perdagangan saham 2016 dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Darmin mengapresiasi kinerja BEI lantaran kinerjanya salah satu terbaik di dunia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 15,32 persen year to date ke level 5.296,71 pada tahun 2016. Pada 2015, IHSG ditutup pada level 4.593,00. Kinerja IHSG terbaik nomor 5 di dunia dan nomor 2 di Asia Pasifik.

Bukan hanya saham, kinerja positif juga terjadi pada surat utang. "Yaitu di pasar surat utang untuk pertama kalinya surat utang korporasi sudah menembus Rp 100 triliun. Persisnya Rp 113 triliun. Bahkan surat utang negara Rp 470 triliun. Itu menunjukan pasar modal kita bukan hanya mendukung pembiayaan korporat tapi juga pemerintah, negara," tukas dia.