Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat di awal perdagangan 2017. Penguatan saham teknologi antara lain alphabet, facebook, dan saham verizon communications mendorong indeks saham acuan.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 0,59 persen menjadi 19.878,23. Indeks saham S&P 500 menguat 18,8 poin atau 0,84 persen ke level 2.257,63, dan indeks saham Nasdaq mendaki 45,97 poin atau 0,85 persen ke level 5.429,08.
Penguatan wall street terjadi seiring investor masih membutuhkan waktu untuk melihat hasil kinerja presiden terpilih AS Donald Trump. Bursa saham AS menguat dalam dua bulan ini lantaran ada harapan Donald Trump akan mendorong stimulus ekonomi dengan pangkas pajak, menambah belanja infrastruktur dan memangkas regulasi di sektor keuangan.
Baca Juga
Dengan indeks saham dow jones dekati level 20.000, investor butuh bukti sehingga penguatan signifikan belum terjadi dalam waktu dekat ini. Mereka ingin bukti janji kampanye Trump terealisasi dengan adanya defisit fiskal lebar.
"Presiden terpilih tidak dapat mengubah semuanya. Dia juga harus bernegosiasi dengan kongres," Warren West, principal greentree brokerage services, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (4/1/2017).
Ada pun sentimen yang pengaruhi wall street antara lain harga minyak berbalik arah negatif usai sentuh level tertinggi dalam 18 bulan. Hal itu membuat indeks saham sektor energi di S&P 500 mendaki 0,53 persen. Penguatan indeks saham juga didorong saham Kinder Morgan menguat 3,6 persen.
Dolar AS sentuh level tertinggi dalam 14 tahun usai rilis data aktivitas pabrik AS. Indeks saham sektor kesehatan S&P menguat 1,06 persen. Saham Merck and Co mendaki 2,16 persen dan saham Gilead Sciences naik 3,39 persen.
Selain itu, saham Verizon menjadi salah satu saham yang mendorong kenaikan indeks saham S&P 500 dengan naik 1,95 persen. Penguatan saham itu terjadi usai Citigroup mendongkrak saham tersebut menjadi beli. Saham Marathon Petroleum naik 5,2 persen.
Advertisement