Liputan6.com, New York - Wall Street mampu parkir di zona positif dan mencetak rekor tertinggi setelah di awal pembukaan mengalami tekanan pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan Wall Street adalah perbaikan data tenaga kerja.
Mengutip Reuters, Sabtu (7/1/2017), S&P 500 menguat 0,5 persen dan mencapai rekor tertinggi di 2.279,28 pada perdagangan pukul 16.00 waktu New York. indeks tersebut naik 1,7 persen sepanjang pekan ini dan menjadi penguatan terbesar sejak 9 Desember.
Nasdaq Composite dan Nasdaq 100 juga naik 0,6 persen. Kedua indeks ini membukukan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Advertisement
Sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik ke 19.965,50, sekitar 10 poin di bawah rekor penutupan tertinggi yang pernah dibukukan sebelumnya.
Baca Juga
Penguatan Wall Street ini karena membaiknya data tenaga kerja yang keluar pada Jumat ini. Dengan perbaikan data tersebut memberikan sinyal atau tanda bahwa ada kemungkinan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini, melanjutkan kenaikan yang telah dilakukan pada akhir tahun kemarin.
Meskipun dolar AS menguat tetapi saham-saham di sektor komoditas masih mampu bertahan di zona hijau. Penguatan dolar AS biasanya memberikan sinyal negatif bagi saham-saham komoditas dan juga energi karena harga komoditas tersebut akan menjadi lebih mahal bagi mereka yang bertransaksi mengunakan mata uang di luar dolar AS.
"Perbaikan-perbaika terus berlanjut. Ini mungkin yang dicari oleh the Fed untuk mementukan arah suku bunga," jelas Analis Wells Fargo Funds Management, Menomonee Falls, Wisconsin, AS, Brian Jacobsen.
Wall Street memang terus mencetak rekor semenjak Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS mengalahkan Hillary Clinton. Kemenangan Trump ini memberikan sinyal positif kepada pasar modal karena janji-janji Trump dipandang bisa berdampak positif ke pertumbuhan ekonomi AS.
Dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk memotong pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ia juga berencana untuk kembali menggalakkan pembangunan infrastruktur. (Gdn/Ndw)