Sukses

Prospek Pertumbuhan Ekonomi AS Bayangi Laju IHSG

IHSG diperkirakan akan bergerak pada support 5.230 dan resistance 5.350.

Liputan6.com, Jakarta - Indeka Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham sepekan ke depan. Sejumlah sentimen dari global dan dalam negeri mempengaruhi kinerja IHSG.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, para investor akan fokus pada data manufaktur Jepang. Selain itu, investor juga akan mengamati data perdagangan Jepang.

"Pekan terakhir di bulan Januari 2016, sentimen ekonomi akan diramaikan oleh data survei kinerja manufaktur Jepang dan negara-negara zona Eropa serta indeks keseluruhan aktivtas industri. Trade balance dan neraca perdagangan di Jepang hingga diakhir pekan," jelas dia, di Jakarta, Senin (23/1/2017).

Kemudian, sentimen lain yang akan mempengaruhi gerak IHSG adalah kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS) dan dampaknya pada suku bunga acuan AS. "Investor akan tertuju pada data GDP di AS guna memproyeksi kelayakan menghadapi peningkatan lanjutan biaya pinjaman di AS," ujar dia.

Di dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati data penjualan kendaraan dan data penanaman modal asing. "Sentimen dari dalam negeri untuk pekan depan hanya akan ada data penjualan mobil, penaman modal asing," tutur Lanjar.

Lanjar memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.230 dan resistance 5.350. Adapun beberapa saham rekomendasi Lanjar antara lain, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).

Perdagangan saham pekan lalu, IHSG turun 0,35 persen dibanding pekan sebelumnya yaitu, dari 5.272,98 menjadi 5.254,31. Sejalan dengan itu, kapitalisasi pasar turun 0,39 persen menjadi Rp 5.705,34 triliun.

Namun, rata-rata frekuensi transaksi harian naik 3,46 persen dari 287,06 ribu kali menjadi 297 ribu. Rata-rata volume transaksi naik 15,77 persen menjadi 12,83 miliar saham dari pekan sebelumnya 11,08 miliar saham. Sedangkan rata-rata nilai transaksi turun tipis 0,07 persen dari Rp 5,38 triliun menjadi Rp 5,37 triliun. (Amd/Gdn)

Video Terkini