Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah namun terbatas pada perdagangan saham Jumat pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (27/1/2017), IHSG turun 4,7 poin atau 0,09 persen ke level 5.312,84. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,29 persen ke level 886,62. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Ada sebanyak 154 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 133 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG.118 saham lainnya diam di tempat.
Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.321,68 dan terendah 5.297,25. Total frekuensi perdagangan saham 260.826 kali dengan volume perdagangan saham 16,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,3 triliun.
Baca Juga
Investor asing melakukan aksi beli Rp 373 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.340. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham industri dasar naik 1,02 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan mendaki 0,46 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 0,23 persen. Sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,89 persen, dan catatkan pelemahan terbesar.
Saham-saham grup Bakrie pun mencatatkan kenaikan pada Jumat pekan ini. Saham BRMS naik 9,84 persen ke level Rp 134 per saham, saham ELTY melonjak 7,69 persen ke level Rp 56 per saham, saham BUMI mendaki 6,09 persen ke level Rp 505 per saham, dan saham DEWA menanjak 5,95 persen ke level Rp 89 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham CANI turun 7,14 persen ke level Rp 650 per saham, saham AGRS susut 6,25 persen ke level Rp 90 per saham, dan saham GREN melemah 3,5 persen ke level Rp 193 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,06 persen ke level 23.360. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,34 persen ke level 19.467 dan indeks saham Singapura menguat 0,43 persen ke level Rp 3.064.
Advertisement
Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, pelaku pasar memanfaatkan kenaikan IHSG pada perdagangan sebelumnya untuk merealiasikan keuntungan.
Ia juga menilai, sentimen yang ada di pasar juga belum cukup untuk membuat IHSG dapat bertahan di zona positif. Dari global, bursa Eropa cenderung mendatar sehingga berimbas ke pasar modal Indonesia. "Pelaku pasar memanfaatkan profit taking," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.