Sukses

Kebijakan Donald Trump Bikin Bursa Asia Tergelincir

Indeks saham MSCI Asia Pasifik turun 0,5 persen di awal perdagangan, merespons kebijakan Donald Trump soal pembatasan imigrasi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia tertekan pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini terjadi seiring Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan pembatasan imigrasi terhadap sejumlah negara. Hal itu memicu kecaman di AS dan negara lain. Sentimen itu menambah kekhawatiran global terhadap kebijakan AS semakin tak terduga.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,5 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,5 persen. Indeks saham Australia melemah 0,9 persen.

Kebijakan Presiden Trump menekan laju bursa Asia. Dalam perintah eksekutif, yang dikeluarkan Trump . dan ditandatangani pada Jumat itu, melarang masuk warga dari Suriah, Iran, Irak, Yaman, Sudan, Somalia dan Libya selama 90 hari ke depan.

Selain itu, perintah tersebut menyebabkan penahanan dan deportasi ratusan orang di bandara AS. Trump menilai, tindakannya itu untuk menjaga keamanan AS. Kritikus menilai kalau tindakannya melanggar hukum AS dan konstitusi.

"Pasar sudah menguat sejak pemilihan Presiden AS. Ini waktunya koreksi apalagi melihat harga pasar sekarang sehingga koreksi terjadi wajar. Agenda Trump pun harus terungkap. Sentimen yang ada kombinasi dari kebingungan (kebijakan AS) dan harga koreksi," ujar Direktur Cumberland Advisors David Kotok, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (30/1/2017).

Di pasar uang, dolar AS cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada awal perdagangan di Asia. Indeks dolar AS melemah 0,2 persen. Yen menguat 0,3 persen terhadap dolar AS menjadi 114,72. Sedangkan mata uang Swiss franc naik 0,2 persen terhadap dolar AS.

Tekanan yang terjadi terhadap dolar AS dan pasar saham juga lantaran pertumbuhan ekonomi AS melambat pada kuartal IV 2016. Tercatat pertumbuhan ekonomi AS 1,9 persen, dan ini di bawah harapan pasar sekitar 2,2 persen.

Di pasar komoditas, harga emas naik 0,3 persen menjadi US4 1.193,10 per ounce.

Meski demikian, sebagian besar bursa Asia libur memperingati Imlek sehingga koreksi terjadi tak terlalu dalam. Bursa China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Malaysia tutup untuk peringati Imlek.

Pada pekan ini, pasar akan memantau hasil pertemuan bank sentral AS, data tenaga kerja non-pertanian, dan manufaktur.