Sukses

Investor Asing Lepas Saham Rp 403 Miliar, IHSG Turun Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tipis 8,5 poin ke level 5.294,10 pada penutupan Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak terbatas. Pergerakan IHSG bervariasi, akhirnya berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham.

Pada penutupan perdagangan, Selasa (31/1/2017), IHSG turun tipis 8,5 poin atau 0,16 persen ke level 5.294,10. Indeks saham LQ45 turun 0,61 persen ke level 877,35. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 157 saham menguat sehingga IHSG hanya turun tipis. Sedangkan 149 saham melemah dan 115 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.321,35 dan terendah 5.294,10.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 370.015 kali dengan volume perdagangan 22,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,6 triliun. Investor asing melakukan aksi jual capai Rp 403 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.363.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama kuat untuk naik dan melemah. Sektor saham perkebunan menguat 2,05 persen, dan pimpin penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri naik 0,77 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,55 persen.

Selain itu, sektor saham industri dasar turun 0,93 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,78 persen dan sektor saham manufaktur merosot 0,53 persen.

Saham-saham menguat antara lain saham MAYA naik 25 persen ke level Rp 3.000 per saham, saham GZCO menanjak 11,65 persen ke level Rp 115 per saham, dan saham ELTY melonjak 11,29 persen ke level Rp 69 per saham.

Saham APII turun 21,48 persen ke level Rp 212 per saham, saham AISA tergelncir 19,02 persen ke level Rp 1.575 per sahamm dan saham JAWA susut 4,55 persen ke level Rp 147 per saham.

Bursa Asia pun kompak melemah. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,77 persen ke level 2.067, saham Jepang Nikkei susut 1,69 persen ke level 19.041, dan memimpin penurunan indeks saham, dan indeks saham Singapura tergelincir 0,59 persen ke level 3.046.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG cenderung terbatas lantaran pelaku pasar menanti data ekonomi seperti inflasi pada awal bulan. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu kinerja emiten sepanjang 2016.

Dari eksternal, menurut William belum ada sentimen yang terlalu pengaruhi IHSG. Namun, pelaku pasar mencermati hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. "Kemungkinan suku bunga the Fed tetap," tutur dia.

Video Terkini