Sukses

Laba Emiten Mengecewakan, Wall Street Terjatuh

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 107 poin atau 0,5 persen ke angka 19.864,09.

Liputan6.com, New York - Wall Street tertekan turun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena optimisme pelaku pasar setelah pemilu telah berkurang. Selain itu, laporan keuangan beberapa emiten juga di bawah perkiraan analis. 

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (1/2/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 107 poin atau 0,5 persen ke angka 19.864,09. S&P 500 juga kehilangan 2,03 poin atau 0,1 persen ke 2.278,87. Sedangkan Nasdaq Composite naik 1,07 poin atau kurang dari 0,1 persen ke 5.614,79.

Reli saham yang mampu melambungkan Dow Jones hingga menyentuh level 20.000 pada pekan lalu telah terhenti pada sesi terakhir perdagangan Selasa. Investor mulai melepas kepemilikan di saham-saham keuangan da industri dan mulai mengoleksi emas.

Hal tersebut dilakukan karena laba dari beberapa perusahaan besar berada di bawah perkiraan. Selain itu, langkah Presiden AS Donald Trump membatasi kunjungan dari tujuh negara yang mayoritas penduduknya muslim meningkatkan risiko di pasar modal.

Pada Januari lalu, Wall Street memang melaju cukup kencang. Dow Jones mampu mencatatkan penguatan 0,5 peren. S&P 500 juga menguat 1,8 persen dan Nasdaq Composite melambung 4,3 persen.

Namun di pekan ini, optimisme mulai terkikis. Beberapa saham keuangan mulai tertekan. Goldman Sachs turun US$ 4,58 atau 2 persen ke angka US$ 229,32. Sedangkan KBW Nasdaq Bank Index yang merupakan indeks sektor keuangan tergelincir 0,6 persen.

"Semua orang mulai bertanya-tanya apakah benar Trump bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," kata analis Reaves Asset Management, John Bartlett.

Selain itu, penurunan Wall Street juga disebabkan karena laporan keuangan dari beberapa perusahaan mengecewakan. Exxon Mobil jatuh 97 sen atau 1,1 persen ke US$ 83,89 setelah perusahaan melaporkan bahwa laba 2016 berada pada titik terendah dalam 20 tahun.

Saham United Parcel Service juga turun US$ 7,9 atau 6,8%, ke US$ 109,13 setelah perusahaan memberikan prospek suram untuk 2017. (Gdn/Ndw)

Video Terkini