Sukses

Terseret Sentimen AS, Bursa Asia Melemah Tipis

Analis dan ekonom memperkirakan cadangan devisa China sekitar US$ 10,500 miliar menjadi kurang lebih US$ 3 triliun.

Liputan6.com, Singapura - Bursa Asia bergerak melemah pada pepembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar mengalihkan portofolio dari instrumen saham ke instrumen safe haven.

Mengutip Reuters, Selasa (7/2/2017), Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang hanya sedikit berubah di awal perdagangan. Indeks Nikkei jepang turun 0,6 persen karena yen tertekan.

Bursa Asia bergerak melemah karena pelaku pasar mencari instrumen yang aman seperti emas di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Selain itu ekspektasi penurunan cadangan devisa China selama tujuh bulan berturut-turut juga menambah kegugupan dari para investor.

Analis dan ekonom memperkirakan cadangan devisa China sekitar US$ 10,500 miliar menjadi kurang lebih US$ 3 triliun. Pelaku apsar kawatir dengan semakin susutnya cadangan devisa tersebut akan membuat mata uang China semakin kehilangan kekuatan.

Di AS sendiri, Wall Street juga tertekan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 19,04 poin atau 0,09 persen ke posisi 20.052.42. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 4,86 ​​poin atau 0,21 persen menjadi 2.292,56 dan Nasdaq Composite turun 3,21 poin atau 0,06 persen ke posisi 5.663,55.

"Pelaku pasar masih terus memantau perseteruan Presiden AS Donald Trump dengan kongres mengenai rencana stimulus yang akan diberikan," jelas Analis BMO Capital Markets, New York, AS, Aaron Kohli.

"Pasar mulai turun dari euforia yang tinggi dan menyadari bahwa mungkin tidak semuanya akan diselesaikan dalam 100 hari pertama dan ada banyak ketidakpastian," kata Jake Dollarhide, Chief Executive Longbow Asset Management di Tulsa. (Gdn/Ndw)

Video Terkini