Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mendapatkan restu pemegang saham untuk menggelar rights issue atau penawaran saham terbatas. Aksi korporasi ini dalam rangka restrukturisasi utang perseroan.
Perseroan akan menerbitkan saham baru sekitar 37,88 miliar saham dalam rights issue. Selain itu, perseroan akan melaksanakan obligasi wajib konversi (OWK). Harga pelaksanaan rights issue Rp 926,16 per saham. Total perolehan dana dari rights issue dan OWK sekitar Rp 35 triliun.
Perseroan pun sudah mendapatkan restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa 7 Februari 2017 untuk menggelar rights issue tersebut. Rencana PT Bumi Resources Tbk untuk merestrukturisasi utang sempat menjadi sentimen positif untuk saham PT Bumi Resources Tbk sepanjang Januari 2017. Saham BUMI naik 79,14 persen sepanjang Januari 2017 menjadi Rp 498 per saham dengan frekuensi perdagangan saham 223.683 kali dengan nilai transaksi Rp 8,8 triliun.
Advertisement
"Kemarin kami sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham sekitar 99,96 persen pemegang saham memilih untuk perseroan keluarkan saham baru senilai US$ 2,6 miliar dan obligasi wajib konversi untuk restrukturisasi utang," ujar Direktur PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com.
Ia menuturkan, restrukturisasi utang ini akan dilakukan Juni 2017. Dengan restrukturisasi utang maka utang perseroan berkurang menjadi US$ 1,6 miliar. Selain itu kurangi beban bunga utang PT Bumi Resources Tbk sekitar US$ 250 juta per tahun.
Terkait kinerja perseroan, Dileep optimistis perseroan dapat menghasilkan laba di atas US$ 100 juta pada 2016.Perseroan juga mengharapkan penjualan dan produksi batu bara mencapai 90 metrik ton pada 2017. Dileep menuturkan, pihaknya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga batu bara mencapai 30 persen. Bila harga batu bara membaik, pihaknya akan mengurangi utang lebih awal.
Lalu bagaimana pergerakan saham BUMI usai mendapatkan restu pemegang saham untuk melakukan rights issue?
Saham PT Bumi Resources Tbk turun 2,59 persen ke level harga Rp 452 per saham pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. Saham BUMI ditransaksikan di level tertinggi Rp 484 dan terendah Rp 444. Nilai transaksi harian Rp 619 miliar. Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 31,46 poin atau 0,58 persen ke level 5.350.
Baca Juga
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, pelaku pasar merealisasikan keuntungan usai mendapatkan sentimen positif dari hasil RUPSLB BUMI. "Pelaku pasar ambil untung," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com.
Hal senada dikatakan Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada. "Profit taking. Pelaku pasar melakukan aksi jual hasil rights issuenya tercapai," kata dia.
Namun, Bima memperkirakan saham BUMI dapat ke level Rp 500 dalam jangka menengah. Itu karena prospek kinerja BUMI akan membaik lantaran sedang proses restrukturisasi utang. Ditambah kinerja harga batu bara membaik di kisaran US$ 50-US$ 70 per metrik ton (MT).
"Utang BUMI akan berkurang dari US$ 4,2 miliar jadi US$ 1,6 miliar. Beban bunga utang juga berkurang dari US$ 400 juta menjadi sekitar US$ 280 juta. Dengan beban bunga utang berkurang dan harga batu bara US$ 50-US$ 70 per MT maka diharapkan labanya bisa positif pada 2017," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com.
Dengan rights issue tersebut, Bima menuturkan, perseroan dapat menciptakan ekuitas positif di masa mendatang. Tercatat perseroan alami defisensi modal US$ 3,35 miliar pada 30 September 2016.
Meski demikian, jumlah saham yang ditawarkan cukup besar dalam rights issue mencapai 37,88 miliar saham. Bila pemegang saham tidak eksekusi hak dalam rights issuenya, pemegang saham akan alami dilusi sekitar 50,8 persen. "Untuk investor paling terdilusi cuma berkurang kepemilikannya," kata Reza.
Â