Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa Asia didorong wall street dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menguat.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen, dan merupakan kenaikan tertinggi sejak Juli 2015. Kenaikan indeks saham didorong optimisme kinerja perusahaan lebih baik dan sentimen negatif yang sudah mereda di negara berkembang.
Indeks saham Australia menguat 0,4 persen di awal perdagangan. Bursa Australia dipengaruhi rilis data tenaga kerja. Namun, indeks saham Australia berbalik arah melemah.
Advertisement
Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,16 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,33 persen.
Dari sentimen rilis korporasi yang mempengaruhi bursa Asia antara lain, grup DBS melaporkan kinerja kuartal IV 2016, dan laba turun hampir 9 persen. Di bursa Jepang, saham Toshiba turun 2,05 persen usai pembukaan perdagangan saham.
Baca Juga
Penurunan saham Toshiba dipicu kemungkinan Toshiba menunda jual chip flash memory. Selain itu, perseroan alami kas bergejolak lantaran bisnis unit nuklir tak sesuai rencana sehingga merugikan miliaran dolar AS.
Rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve kembali bayangi bursa Asia. Hal ini usai pimpinan the Fed Janet Yellen memberikan pernyataan di depan kongres. Janet Yellen menuturkan, ekonomi masih lemah, tetapi kebijakan the Fed telah mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga target the Fed tercapai terutama terkait inflasi dan tenaga kerja.
Pernyataan Yellen telah meningkatkan harapan kenaikan suku bunga pada Maret 2017.Harapan itu muncul ketika the Fed menyatakan tidak bijak untuk menunggu terlalu lama soal suku bunga.
"Apa yang paling penting di sini yaitu pasar begitu nyaman dengan agresifitas the Fed. Ini mendukung pasar saham," ujar Chris Weston, Chief Market Strategist IG Chris Weston seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (16/2/2017).
Di pasar uang, dolar AS tergelincir terhadap sejumlah uang utama. Indeks dolar AS berada di kisaran 101,09. Yen diperdagangkan di kisaran 114,23 terhadap dolar AS. Sedangkan euro di kisaran US$ 1,05.
Direktur BK Asset Management Kathy Lien menilai, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama merupakan hal yang mengejutkan. "Ini mempertimbangkan laporan ekonomi terbaru AS, bursa saham AS juga mencatatkan kenaikan tertinggi dan imbal hasil obligasi,"" ujar Lien.
Ada pun wall street yang mencatatkan penguatan pada perdagangan kemarin berimbas positif ke bursa Asia. Indeks saham Dow Jones naik 107,45 poin atau 0,52 persen ke level 20.611,86. Indeks saham S&P 500 mendaki 11,67 poin atau 0,5 persen ke level 2.349,25, dan indeks saham Nasdaq menguat 36,87 poin atau 0,65 persen ke level 5.819,44.