Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah menjelang akhir pekan ini. Investor asing jual saham menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (17/2/2017), IHSG merosot 27,06 poin atau 0,50 persen ke level 5.350,93. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,78 persen ke level 887,40. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,28 persen.
Ada sebanyak 194 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. Sedangkan 125 saham menguat. 107 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
IHSG sempat berada di level tertinggi 5.370,33 dan terendah 5.340,85. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 325.804 kali dengan volume perdagangan 20,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 707 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.329.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,46 persen. Sektor saham aneka industri tergelincir 2,08 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan melemah 1,12 persen dan sektor saham manufaktur merosot 0,63 persen.
Saham-saham lapis kedua dan ketiga catatkan penguatan antara lain saham RDTX naik 20 persen ke level Rp 10.800, saham PDES melonjak 16,22 persen ke level Rp 430 per saham, dan saham DPNS naik 13,81 persen ke level Rp 412 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham NIKL tergelincir 24,35 persen ke level Rp 2.920 per saham, saham TIRA merosot 17,86 persen ke level Rp 230 per saham, dan saham NELY merosot 14,43 persen ke level Rp 83 per saham.
Bursa Asia pun sebagian besar tertekan kecuali indeks saham Singapura naik 0,23 persen ke level 3.103,68. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,31 persen ke level 24.033, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,06 persen ke level 2.080, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,58 persen ke level 19.234.
Selain itu, indeks saham Shanghai turun 0,85 persen ke level 3.202 dan indeks saham Taiwan merosot 0,12 persen ke level 9.759.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, tekanan IHSG terjadi lantaran kinerja emiten 2016 ada yang tak sesuai harapan. Hal itu berdampak ke laju IHSG. Selain itu, aksi korporasi sejumlah emiten yang akan melakukan reverse stock atau penggabungan nilai nominal saham juga menekan IHSG. William menilai, aksi reverse stock menganggu pola investasi pelaku pasar.
"Emiten-emiten besar seperti Astra, Bank Mandiri dan BRI juga tertekan sehingga pengaruhi pola IHSG," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan sentimen eksternal, menurut William pergerakan harga komoditas tidak terlalu pengaruhi IHSG.