Sukses

Laju IHSG Menanti Data Perdagangan China

Sejumlah kebijakan bank sentral juga akan pengaruhi laju IHSG pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif sepanjang pekan depan. Sentimen dalam dan luar negeri berpengaruh pada pergerakan laju indeks saham.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, para investor tengah menunggu kebijakan moneter yang dikeluarkan bank sentral beberapa negara. Kemudian, data-data ekonomi dari global bakal rilis pada pekan depan.

"Data GDP zona Eropa dan Jepang turut mewarnai, disusul oleh data inflasi, neraca perdagangan dan komposisi pertumbuhan impor ekspor di Tiongkok," kata di Jakarta, Senin (6/3/2017).

Dari dalam negeri, pelaku pasar sedang menanti data cadangan devisa (cadev). Menurut Lanjar, cadev Indonesia bakal membaik. Selain itu, IHSG ditopang oleh data penjualan ritel dan tingkat keyakinan konsumen.

"Sedangkan sentimen dari dalam negeri yang diperhatikan investor di antaranya, data cadev dengan perkiraan naik di level US$117,2 miliar dari US$ 116,9 miliar. Data penjualan eceran dengan perkiraan turun di level 10,38 persen dari 10,5 persen dan tingkat keyakinan konsumen," jelas dia.

Lanjar memperkirakan IHSG bergerak di level support 5.330 dan resistance 5.400. Saham rekomendasi Lanjar antara PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

IHSG meningkat 0,10 persen pada pekan lalu (27 Februari-3 Maret 2017) dari 5.385,91 ke level 5.391,22. Kapitalisasi pasar juga mengalami kenaikan 0,12 persen menjadi Rp 5.856,73 triliun dari Rp 5.849,80 triliun.

Rata-rata nilai transaksi mengalami kenaikan 4,65 persen menjadi Rp 6,76 triliun dari sebelumnya Rp 6,46 triliun. Namun, rata-rata volume transaksi harian turun 37,99 persen dari 19,08 miliar saham menjadi 11,83 miliar saham.

Rata-rata frekuensi transaksi harian turun 7,81 persen menjadi 332,18 ribu kali transaksi dari 360,32 ribu kali transaksi. Sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan penjualan saham senilai Rp 123 miliar. Namun, sepanjang tahun, investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp 1,57 triliun.

Video Terkini