Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan kinerja cukup baik pada 2016. Perseroan mampu membukukan kenaikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 119,50 persen.
Laba itu naik dari US$ 152,44 juta pada 2015 menjadi US$ 334,62 juta. Laba tahun berjalan tumbuh 126 persen menjadi US$ 341 juta pada 2016. Meski demikian, pendapatan usaha perseroan turun tipis 6 persen menjadi US$ 2,52 miliar pada 2016.
Penurunan pendapatan lantaran harga jual rata-rata yang 8 persen lebih rendah dari pada periode sama tahun sebelumnya. Namun, volume penjualan naik tipis menjadi 54,1 juta ton pada 2016. Produksi perseroan mencapai 52,6 Mt. Jumlah itu masih dalam kisaran panduan perseroan 52-54 Mt.
Advertisement
Beban pokok pendapatan turun 14 persen menjadi US$ 1,83 miliar akibat penurunan nisbah kupas. Laba kotor naik 26 persen menjadi US$ 685 juta. Sedangkan laba usaha naik 77 persen dari US$ 332 juta menjadi US$ 588 juta pada 2016.
Total aset perseroan naik 9 persen menjadi US$ 6,52 miliar. Aset lancar naik 46 persen menjadi US$ 1,59 miliar terutama karena saldo kas dan piutang lebih tinggi. Sedangkan aset non lancar naik 1 persen menjadi US$ 4,93 miliar.
Ada pun total kewajiban naik 5 persen menjadi US$ 2,73 miliar pada 31 Desember. hal tersebut karena ada kenaikan kewajiban lancar dan penurunan kewajiban non lancar. Kewajiban lancar naik 42 persen menjadi US$ 645 juta. Sedangkan kewajiban non lancar turun 3 persen menjadi US$ 2,09 miliar terutama karena penurunan pinjaman bank jangka panjang.
"Kami cetak kinerja keuangan solid di tengah kondisi pasar batu bara yang bergejolak," ujar Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir, Selasa (7/3/2017).
Ia menambahkan, pihaknya telah menyelesaikan keuangan atau financing close oleh kedua proyek yaitu pembangkit PT Bhimasena Power Indonesia berkapasitas 2x1.000 MW dan pembangkit PT Tanjung Power Indonesia berkapasitas 2x100 MW. Selain itu, akuisisi mayoritas terhadap deposit batu bara kokas di Kalimantan Tengah dan Timur.
"Selain itu, penerbitan saham baru PT Adaro Indonesia kepada EGAT International Company limited menciptakan kemitraan strategis yang akan menciptakan nilai jangka panjang. Semua perkembangan ini semakin perkuat landasan pertumbuhan berkelanjutan dari sektor batu bara dan energi Indonesia," jelas dia.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa 7 Maret 2017, saham PT Adaro Energy Tbk naik 0,59 persen ke level Rp 1.695 per saham. Total frekuensi 2.853 kali dengan nilai transaksi Rp 46,6 miliar.