Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif Kamis pekan ini. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG di kisaran support 5.385 dan resistance 5.450.
IHSG ditutup menguat tipis kemarin sebanyak 0,79 poin ke level 5.432,38.
"Indeks sektor pertanian menjadi pionir penurunan sedangkan indeks sektor pertambangan menjadi penyeimbang di akhir sesi perdagangan," kata dia di Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Dia mengatakan, penguatan IHSG tak terlalu kencang lantaran neraca perdagangan tak sesuai dengan harapan pelaku pasar. Namun, investor asing tetap optimistis dengan mencatatkan aksi beli bersih.
"Investor asing melanjutkan pembelian dengan catatan net buy sebesar Rp 229,17 miliar mampu menjadi dorongan positif di akhir sesi perdagangan," kata dia.
Baca Juga
Sementara, mayoritas Bursa Asia ditutup tertekan. Pelaku pasar menunggu rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga acuan.
"Mayoritas bursa asia bergerak tertekan di mana indeks saham di Jepang dan Hong Kong dibuka gap down dengan ditutup melemah," ungkap dia.
Sementara itu, Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, IHSG masih melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Kebijakan sejumlah bank sentral akan menjadi sorotan pelaku pasar.
Advertisement
Bima menuturkan, hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) akan diumumkan. Diperkirakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga 0,25 persen sehingga menjadi 1 persen. Ini kenaikan pertama dari target tiga kali sepanjang 2017.
Selain itu, bank sentral Jepang juga akan menentukan suku bunga. Ditambah Bank Indonesia (BI) yang mengadakan Rapat Dewan Gubernur pada Kamis ini. BI Repo Rate diperkirakan tetap 4,75 persen.
"Dengan rilisnya data penting itu berpotensi menentukan arah pergerakan pasar sepanjang Maret ini. IHSG akan bergerak di kisaran 5.384-5.467," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Lanjar merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Elnusa Tbk (ELSA). Sedangkan Bima memilih saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RLAS) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).