Sukses

Ikuti Bursa Asia, IHSG Dibuka Melemah

IHSG turun 9,48 poin atau 0,17 persen ke level 5.557,96, indeks saham LQ45 juga susut 0,37 persen ke level 922,99.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Senin pekan ini. Pelemahan IHSG ini mengikuti bursa Asia yang dibuka di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan saham, Senin (27/3/2017), IHSG turun 9,48 poin atau 0,17 persen ke level 5.557,96. Indeks saham LQ45 juga susut 0,37 persen ke level 922,99.

Ada sebanyak 104 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG. Sedangkan 70 saham melemah dan 82 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.567,43 dan terendah 5.555,77. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.455 kali dengan volume perdagangan 737 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 268 miliar.

Secara sektoral, mayoritas sektor melemah. Hanya tiga sektor yang mampu menguat yaitu perkebunan, pertambangan dan industri dasar. Sektor saham perdagangan memimpin pelemahan 0,48 persen disusul saham keuangan yang melemah 0,45 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PORT yang menguat 18,97 persen ke level Rp 690 per saham, kemudian saham KOIN menguat 9,47 ke level Rp 370 per saham dan saham PGLI menguat 7,69 ke level Rp 70 per saham.

Sementara saham yang melemah antara lain saham CANI merosot 18 persen ke level Rp 406 per saham, saham DGIK susut 5,07 persen ke level Rp 130 per saham, dan saham MAMI tergelincir 3,91 persen ke level Rp 82 per saham.

Di awal pekan ini, bursa Asia juga tertekan. Indeks Nikkei Jepang turun 1,1 persen di awal perdagangan. Saham Toshiba anjlok 2,91 persen setelah media lokal menyatakan bahwa anak usaha perusahaan yang beroperasi di AS menyatakan bangkrut.

Indeks ASX 200 Australia juga turun di awal perdagangan. Pendorong pelemahan bursa saham di Australia ini adalah saham dari BHP Billiton yang turun 2,39 persen setelah ada aksi mogok di perusahaan tersebut.

Head of Research PT Reliance Securities Robertus Yanuar Hardy mengatakan, pelaku pasar tengah memperhatikan langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait rencana reformasi perpajakan. Kemudian, investor juga tengah menanti data pertumbuhan ekonomi AS.

Sentimen dari dalam negeri yang akan mempengaruhi IHSG adalah kedatangan Presiden Perancis Francois Hollande ke Indonesia yang diharapkan ada kerja sama ekonomi bisnis. Bukan hanya itu, pelaku pasar juga menunggu hasil kunjungan lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P). "IHSG akan berada pada support 5.455 dan resistance 5.680," jelas dia. (Gdn/Ndw)

Video Terkini