Sukses

Wall Street Bervariasi Jelang Rilis Laporan Keuangan Kuartal I

Sektor saham energi dan konsumsi menopang penguatan indeks saham S&P 500 dan Nasdaq.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dengan indeks saham acuan S&P 500 menguat didorong sektor saham energi dan konsumsi. Ini mengimbagi sektor saham keuangan melemah. Selain itu, investor juga mengantisipasi rilis laporan keuangan kuartal I 2017.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 42,18 poin atau 0,2 persen ke level 20.692,32. Indeks saham S&P 500 naik 2,56 poin atau 0,11 persen menguat ke level 2.361,13. Selain itu, indeks saham Nasdaq mendaki 22,41 poin atau 0,38 persen ke level 5.897,55.

Investor terus mencermati kegagalan partai Republik untuk menggolkan tagihan layanan kesehatan untuk reformasi pajak. Investor pun mengharapkan sisa agenda kebijakan presiden AS Donald Trump dapat mendorong indeks saham acuan cetak rekor.

Investor juga mencari tahu mengenai sinyal kinerja keuangan perusahaan kuartal I 2017. Ini mendukung valuasi saham, dengan indeks saham S&P diperdagangkan 18 kali dari perkiraan rata-rata 12 bulan sekitar 15 kali. Kinerja kuartal I perusahaan yang masuk S&P 500 diharapkan naik 10,1 persen.

"Kebijakan politik terus meningkat, tetapi data ekonomi masih solid, dan seharusnya pendapatan perusahaan baik. Kebijakan politik menjadi katalis berikutnya di pasar, dan saat itu juga kita melihat laporan keuangan perusahaan," ujar Walter Todd, Chief Investment Officer Greenwood Capital, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (30/3/2017).

Penguatan bursa AS juga ditopang dari sektor saham energi yang naik 1,2 persen. Harga minyak naik menjadi katalis positif untuk sektor energi. Selain itu, sektor saham konsumsi mendaki 0,6 persen didorong saham Nordstrom dan Kohls. Saham Amazom.com menguat 2,1 persen, dan sentuh level tertinggi sehingga mendorong kenaikan indeks saham S&P dan Nasdaq.

Berdasarkan survei Reuters, kenaikan bursa saham juga didorong optimisme investor terhadap Donald Trump yang akan dorong pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan sektor saham keuangan turun 0,5 persen usai pimpin penguatan. Investor juga mencerna pernyataan dari pejabat bank sentral AS atau the Federal Reserve. Pimpinan the Fed Chicago Charles Evan memilih suku bunga the Fed sebaiknya naik lebih cepat pada 2017. Sedangkan pimpinan the Fed Boston Eric Rosengren menuturkan, the Fed seharusnya menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali pada 2017.

"Pasar sepertinya terpengaruh pernyataan pejbata the Federal Reserve yang akan agresif menaikkan suku bunga," kata Paul Nolte, Portfolio Manager Kingsview Asset Management.

Volume perdagangan saham pun tercatat sekitar 5,8 miliar saham di wall street. Angka ini di bawah rata-rata harian sekitar 6,9 miliar saham.

Video Terkini