Sukses

6 Sektor Saham Tertekan, IHSG Melemah 16 Poin

Ada sebanyak 173 saham merosot sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah. Meski demikian aksi beli investor asing masih menjadi katalis positif sehingga menahan pelemahan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (11/4/2017), IHSG melemah 16,36 poin atau 0,29 persen ke level 5.627,93. Indeks saham LQ45 susut 0,54 persen ke level 929,41. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 157 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 173 saham merosot sehingga tertekan ke zona merah. Sedangkan 108 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan 339.552 kali dengan volume perdagangan 12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 6,28 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.275. Secara sektoral, sebagian sektor saham melemah kecuali sektor saham barang konsumsi turun 0,91 persen, sektor saham keuangan merosot 0,85 persen, dan sektor saham manufaktur susut 0,70 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BULL naik 25,95 persen ke level Rp 165 per saham, saham TIRA naik 23,85 persen ke level Rp 270 per saham, dan saham BBLD melonjak 23,70 persen ke level Rp 835 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham ALKA melemah 30,53 persen ke level Rp 91 per saham, saham ARTA susut 23,53 persen ke level Rp 260 per saham dan saham MKNT merosot 11,32 persen ke level Rp 282 per saham.

Sebagian besar bursa Asia melemah kecuali indeks saham Shanghai naik 0,60 persen ke level 3.288,97. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,72 persen ke level 24.088, indeks saham Taiwan merosot 0,51 persen ke level 9.832, dan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,44 persen ke level 2.123.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan IHSG telah menguat signifikan mendorong laju IHSG alami koreksi wajar. Pelaku pasar juga mencermati pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Janet Yellen.

Bima menilai, pidato Yellen bernada agak agresif seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik mulai dari inflasi mendekat target 2 persen dan data tenaga kerja. Ini menunjukkan ekonomi AS sesuai jalur pemulihan.

Selain itu, aliran dana dari surat utang negara (SUN) juga mulai keluar. Bima menilai, hal itu lantaran kekhawatiran pelaku pasar terhadao hubungan Amerika Serikat dan Rusia. "Kondisi geopolitik tersebut menimbulkan ketidakpastian," kata dia.

Di sisi lain, faktor penguatan rupiah menurut Bima juga belum tercermin dalam IHSG. Rupiah bergerak di kisaran 13.370-13.291 per dolar AS pada Selasa ini.