Liputan6.com, Jakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), perusahaan tekstil dan garmen terbesar se-Asia Tenggara mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I 2017. Ini didukung dari penjualan segmen kain jadi dan garmen.
PT Sri Rejeki Isman Tbk membukukan penjualan tumbuh 6,8 persen menjadi US$ 180,2 juta pada kuartal I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 168,7 juta. Laba perseroan naik 7,8 persen dari US$ 16,4 juta pada kuartal I 2016 menjadi U$ 17,7 juta pada kuartal I 2017.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Lukminto menuturkan, peningkatan tersebut terutama disumbangkan dari segmen pakaian jadi yang meningkat sebesar 150,3 persen pada kuartal I 2017 dibandingkan penjualan tahun sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Pesanan dari pelanggan sangat besar dan langsung dapat dipenuhi lini produksi dari penambahan kapasitas produksi yang telah dilakukan PT Sri Rejeki Isman Tbk.
"Kami mencatatkan penjualan meningkat 6,8 persen menjadi US$ 180,2 juta pada kuartal I 2017 atau meningkat US$ 11,5 juta," ujar dia, seperti ditulis Selasa (2/5/2017).
Ia menambahkan, penjualan diharapkan tumbuh 8 persen-12 persen pada 2017. Iwan optimistis pihaknya dapat mencapai target itu didukung dari pesanan dari pelanggan dan tersedianya kapasitas produksi.
Normalisasi Kapasitas Produksi Baru
Normalisasi Kapasitas Produksi Baru
Perseroan juga terapkan strategi untuk menormalisasikan kapasitas produksi yang baru. Selain itu juga berinovasi kembangkan produk yang bernilai tambah tinggi.
Peningkatan kapasitas produksi guna menopang permintaan pelanggan. Ia menutrkan, hal itu mendorong penjualan dari kain jadi dan garmen naik 38 persen menjadi US$ 87,9 juta pada kuartal I 2017 dibandingkan kuartal I 2016 sebesar US$ 63,5 juta.
Kontribusi kedua segmen terhadap total penjualan juga meningkat. Kontribusi penjualan dari kedua produksi itu naik menjadi US$ 87,9 juta atau 48 persen dari total penjualan.
Peningkatan penjualan sebesar 38 persen dari kedua produk itu terutama dari produk pakaian jadi yang meningkat 150 persen. Sedangkan produksi kain jadi sedikit menurun akibat kapasitas produksi yang baru akan mulai operasi pada pertengahan 2017.
Strategi perseroan melakukan efisiensi pada proses produksi dan biaya-biaya pada 2016 terus menunjukkan hasil.
"Terjadi peningkatan marjin laba operasi pada kuartal I 2017 menjadi 18,5 persen dibandingkan kuartal I 2016 sebesar 16,9 persen," kata dia.
Ekspor
Terkait perluasan ekspor, dia menyatakan program itu juga cukup berhasil mengingat ada kenaikan kontribusi penjualan ekspor menjadi 53 persen dari total penjualan selama kuartal I 2017 dari sebelumnya 49 persen.
"Dengan bertambahnya kapasitas produksi pada 2017, kami menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi sampai 56 persen dari total penjualan. Selain itu, kami juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan menambah portofolio pelanggan global," jelas dia.
Perseroan menambah portofolio pelanggan glohal didukung dari program diversifikasi perusahaan yang mengembangkan inovasi produksi baru untuk tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, IPP Set (integrated personal protection set) yang digunakan oleh tentara khusus, pakaian chemical, biological, radiation and nuclear (CBRN), dan pakaian anti stain yang digunakan juru masak.
"Sedangkan pakaian militer, perseroan telah produksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi yaitu anti-infra merah, anti nyamuk, anti bakteri, tahan api dan tahan basah," ujar dia.
Â
Â
Â
Advertisement