Sukses

Pencatatan Perdana, Saham 2 Emiten Kompak Menguat

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan dua emiten baru pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Saham dua emiten resmi tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (10/5/2017). Emiten tersebut ialah PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) dan PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS).

Pada debut pencatatan saham di BEI, saham TAMU dibuka pada harga Rp 187 atau naik Rp 77 dari harga yang ditawarkan ke publik sebesar Rp 110 per saham. Saham TAMU ditransaksikan sebanyak 1 kali dengan volume 12 lot. Nilai transaksi saham Rp 224 ribu.

Sementara CSIS dibuka pada harga Rp 320 atau naik Rp 20 dari harga penawaran Rp 300. Saham CSIS ditransaksikan sebanyak 2 kali dengan volume 5 lot saham. Nilai transaksi perseroan Rp 160 ribu.

Berdasarkan keterbukaan BEI, Pelayaran Tamarin Samudra berada pada sektor offshore support services. Saham yang ditawarkan ke publik atau initial public offering (IPO) sebanyak 750 juta saham. Kemudian, saham perusahaan yang tercatat 3 miliar saham. Jadi, total saham tercatat sebanyak 3,75 miliar saham.

Harga saham yang ditawarkan ke publik sebesar Rp 110 per saham dengan nominal Rp 100. Dengan begitu, perseroan memperoleh dana segar sebanyak Rp 82,5 miliar. Kapitalisasi pasar yang terwujud mencapai Rp 412,5 miliar.

Seluruh atau 100 persen penggalangan dana publik tersebut akan digunakan untuk modal kerja operasional sehari-hari seperti pembiayaan peralatan.

Cahayasakti Investindo Sukses bergerak di sektor properti. Saham perseroan yang ditawarkan ke publik sebanyak 207 juta saham. Saham perseroan yang tercatat 1,1 miliar saham. Total saham tercatat sebanyak 1,307 miliar saham.

Harga saham yang ditawarkan ke publik ialah Rp 300 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Dana yang berhasil diraih dari IPO sebanyak Rp 62,1 miliar dan kapitalisasi pasar yang menjadi Rp 392,1 miliar.

Lebih lanjut, dana tersebut akan digunakan sebanyak 78 persen untuk modal kerja, 10 persen untuk membayar utang, dan sisanya 12 persen untuk belanja modal.

Â