Sukses

Neraca Dagang April Surplus US$ 1,24 Miliar, IHSG Turun 15 Poin

Ada sebanyak 155 saham melemah sehingga menekan laju IHSG pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mencatatkan neraca dagang April surplus US$ 1,24 miliar belum mampu mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin (15/5/2017), IHSG tergelincir 15,74 poin atau 0,28 persen ke level 5.659,47. Indeks saham LQ45 turun 0,13 persen ke level 945,52. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Padahal di awal sesi perdagangan, IHSG sempat dibuka naik 14 poin.

Ada sebanyak 117 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 155 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 115 saham diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.693,99 dan terendah 5.656,63. Total frekuensi perdagangan saham 131.366 kali dengan volume perdagangan 6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,9 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 195,34 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.310. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham konstruksi naik 0,35 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,11 persen.

Sektor saham tambang turun 1,4 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri merosot 1,08 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,87 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham TIFA naik 35 persen ke level Rp 189 per saham, saham TAMU melonjak 24,60 persen ke level Rp 314 per saham, dan saham TBMS menguat 24,35 persen ke level Rp 1.430 per saham.

Sedangkan saham-saham yang turun antara lain saham CANI turun 18,85 persen ke level Rp 422 per saham, saham LEAD merosot 11,30 persen ke level Rp 102 per saham, dan saham RMBA tergelincir 10 persen ke level Rp 414 per saham.

Pada awal pekan ini, bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,58 persen ke level 25.301,46, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,13 persen ke level 2.288,58, indeks saham Shanghai naik 0,22 persen ke level 3.090, indeks saham Singapura mendaki 0,33 persen ke level 3.265 dan indeks saham Taiwan mendaki 0,38 persen ke level 10.024. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,20 persen ke level 19.843.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekonomi neraca perdagangan pada Senin pekan ini. Akan tetapi, rilis data ekonomi itu belum mampu angkat IHSG.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan April 2017 mencapai US$ 1,24 miliar. Hal ini dipicu surplus sektor nonmigas US$ 1,87 miliar, sementara neraca perdagangan di sektor migas defisit US$ ‎634,2 juta.

Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk, mengatakan kinerja nilai ekspor Indonesia pada April 2017 mencapai US$ 13,17 miliar atau lebih tinggi daripada realisasi impor di periode yang sama sebesar US$ 11,93 miliar.

"Terjadi surplus perdagangan di April ini sebesar US$ 1,24 miliar‎," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 15 Mei 2017.

Berdasar data BPS, neraca perdagangan bulanan di April ini sebesar US$ 1,24 miliar lebih rendah dibanding tiga bulan sebelumnya di Januari, Februari, Maret 2017 yang masing-masing US$ 1,43 miliar, US$ 1,26 miliar, dan US$ 1,40 miliar.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi menguat seiring aliran dana investor asing yang masih terus terjadi. Data makro ekonomi Indonesia yang positif juga akan menjadi sentimen mempengaruhi laju IHSG. Pada awal pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan.

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.636-5.775 pada awal pekan ini," ujar William.

 

Â