Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pelaku pasar menanti pengumuman BI 7-day repo rate dan pertumbuhan ekonomi Jepang.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, IHSGÂ berpotensi melemah. Investor wait and see pengumuman Bank Indonesia (BI) soal suku bunga acuan.
"Bank Indonesia akan mengumumkan BI Repo Rate yang diperkirakan tetap sebesar 4,75 persen," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (18/5/2017).
Advertisement
Sedangkan dari eksternal, Bima mengatakan, Jepang akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2017. Ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 1,7 persen secara Year on Year (YoY) dan 0,4 persen Kuartal per Kuartal (QoQ), naik dari kuartal IV 2016 sebesar 1,2 persen dan 0,3 persen QoQ.
Melihat kondisi itu, Buma perkirakan IHSG bergerak di kisaran 5.577-5.652 pada Kamis pekan ini.
Baca Juga
Hal senada dikatakan Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada. Ia menuturkan, IHSG berpeluang melemah seiring masih tingginya volume jual. Ia mengharapkan, volume jual dapat alami penurunan sehingga IHSG tidak kehilangan momentum untuk pembalikan arah menguat. "IHSG akan berpeluang menuju level support 5.595 dan 5.574," kata Reza.
Sedangkan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSGÂ masih berpeluang naik. Ini akan didukung oleh aliran dana investor asing yang masuk ke pasar saham Indonesia. Selain itu, menurut William, data ekonomi stabil dan terkendali juga menjadi daya tarik investor untuk terus investasi di pasar saham.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.602-5.691," kata William.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan Bima memilih saham PT PP Tbk (PTPP), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA),dan PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) untuk dicermati pelaku pasar.