Liputan6.com, Jakarta - Keputusan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) memberikan peringkat layak investasi atau investment grade kepada Indonesia jelang akhir pekan ketiga Mei 2017 memberikan sentimen positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks ditutup pada level tertinggi sepanjang sejarah yaitu di posisi 5.791,88.
Kepala Divisi komunikasi Bursa efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menjelaskan, kenaikan peringkat surat utang Indonesia oleh S&P menjadi BBB- dari BB+ dengan outlook stabil juga membuat kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai rekor baru yaitu di angka Rp 6.308,38 triliun. "Ini tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2017).
Alhasil secara mingguan, laju IHSGÂ pada pekan ini telah meningkat 2,06 persen dari posisi 5.675,22 poin. Secara tahunan level IHSG juga telah menguat 9,35 persen sejak awal tahun. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar BEI pada pekan ini telah menguat 2,08 persen dari Rp 6.179,94 triliun pada posisi akhir pekan lalu.
Advertisement
Sepanjang pekan ini, rata-rata frekuensi transaksi perdagangan saham BEI menguat 1,98 persen menjadi 328,45 ribu kali transaksi dibandingkan posisi pada akhir pekan lalu sebesar 322,07 ribu kali transaksi.
Meski demikian, rata-rata volume transaksi perdagangan saham BEI berubah 36,20 persen menjadi 8,36 miliar unit saham dari 13,10 miliar unit saham pada akhir pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi perdagangan saham harian di akhir pekan ini juga berubah 10,76 persen menjadi Rp 7,32 triliun dari Rp 8,20 triliun sepekan sebelumnya.
"Investor asing tercatat melakukan jual bersih Rp 211 miliar di sepanjang pekan ini walaupun secara tahunan, aliran dana investor asing masih tercatat beli bersih Rp 28,01 triliun," tambah dia.Â
Pada pekan ini, terdapat satu pencatatan perdana saham yakni PT Terregra Asia Energy Tbk pada Selasa, 16 Mei. Saham dengan kode emiten TGRA tersebut resmi dicatatkan pada Papan Pengembangan BEI sebagai emiten ke-543.
Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, beberapa sentimen dari luar yang mempengaruhi gerak IHSGÂ adalah risiko politik Setelah Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menunjuk jaksa khusus untuk menyelidiki keterkaitan Rusia dengan kampanye Presiden AS Donald Trump. Beberapa media telah menuliskan bahwa Rusia mencoba untuk mengganggu Pemilu AS.Â
Selain itu, rencana organisasi pengekspor minyak(OPEC) dan beberapa negara non-OPEC seperti Rusia untuk memperpanjang pembatasan produksi juga mendorong kenaikan saham-saham di sektor komoditas. (Gdn/Ndw)
Â