Sukses

2 Sentimen yang Bakal Tentukan Gerak IHSG di 2017

Dengan dinyatakan layak investasi oleh S&P, maka akan menjadi daya tarik investasi bagi modal-modal asing.

Liputan6.com, Kuta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan ekonomi Indonesia yang terus membaik, membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan‎ (IHSG) pada 2017 akan lebih baik dibandingkan 2016.

Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida mengungkapkan, ada dua kunci yang menentukan pergerakan IHSG pada 2017. Pertama, mengenai implementasi dana dari hasil kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty. Saat ini dana-dana hasil tax amnesty ini mayoritas masih mengendap di perbankan.

"Kami yakin, pada saatnya pemilik dana tax amnesty akan cari produk yang memberikan return tinggi, tentu akan masuk ke pasar modal. Itu akan membuat pasar modal kita akan bergairah lebih baik lagi," kata Nurhaida di The Anvaya, Kuta, Bali, Selasa (23/5/2017).

Kedua, baru-baru ini Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi atau investment grade oleh lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor (S&P). Peringkat ini diberikan kembali setelah terakhir didapatkan Indonesia pada 1997.

Dengan dinyatakan layak investasi oleh S&P, maka akan menjadi daya tarik investasi bagi modal-modal asing. Adapun investasi ini diantaranya mulai dari investasi langsung hingga ke pasar modal.

Sentimen positif ini sepintas dibuktikan Nurhaida dengan menunjukkan pergerakan IHSG pasca pemberian pemeringkatan tersebut yang sempat melesat menyentuh level 5.825, dan akhirnya ditutup dengan kenaikan 2 persen.

"Ini menunjukkan optimisme ke Indonesia meningkat baik, dan ini akan membuat investor akan masuk ke pasar kita," tutup Nurhaida. 

Sebelumnya, PT Bahana Sekuritas memperkirakan IHSG melesat sampai 6.300 tahun ini. Prediksi ini lebih tinggi dari sebelumnya yakni pada level 6.000.

Kepala Riset dan Strategis Bahana Sekuritas Harry Su mengatakan, peningkatan peringkat investment grade oleh Standard and Poor's memberi dampak positif bagi Indonesia. Dia bilang, itu akan mendorong arus modal ke Indonesia.

Arus modal yang terus masuk sehingga membuat yield surat utang akan turun. Dalam riset Bahana, yield surat utang pemerintah tenor 10 tahun akan turun ke kisaran 6,5 persen dari level saat ini 6.9 persen.

''Kami melihat ada peluang suku bunga secara keseluruhan di market baik untuk surat utang maupun bunga bank, akan menyentuh level terendah pada 2019, terutama menjelang Pemilihan Presiden, terutama jika kondisi politik dapat lebih terkandali,'' kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Senin (22/5/2017).

Menurutnya, S&P masih membuka peluang untuk kembali menaikkan rating Indonesia. Hal itu terjadi bila ada perkembangan yang sigfinikan terkait keseimbangan fiskal kedepannya. S&P juga meyakini pemerintah mampu menjaga defisit fiskal di bawah 2,5 persen selama kurun waktu 2 hingga 3 tahun ke depan.