Sukses

Investor Asing Lepas Saham, IHSG Melemah ke 5.702,92

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 275.425 kali dengan volume perdagangan 6,6 miliar saham.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pada awal perdagangan IHSG sempat berada di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (8/6/2017), IHSG turun 14,40 poin atau 0,25 persen ke level 5.702,92. Indeks saham LQ45 turun 0,29 persen ke level 956,55. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham Pefindo25 yang naik 0,04 persen.

Ada sebanyak 128 saham menghijau tapi tak mampu mendorong indeks ke zona hijau. Sedangkan 217 saham melemah yang mendorong IHSG ke zona merah. Selain itu, 99 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 275.425 kali dengan volume perdagangan 6,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,1 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 36 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.294.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.725,88 dan terendah 5.702,92. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,20 persen dan sektor saham perdagangan naik 0,26 persen.

Sementara itu, sektor industri dasar turun 0,84 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor aneka industri turun 0,72 persen dan sektor saham pertambangan melemah 0,68 persen.

Saham-saham yang menguat atau sebagai top gainers antara lain saham FINN mendaki 69,52 persen ke level Rp 178 per saham, saham NELY melonjak 34,04 persen ke level Rp 126 per saham, dan saham AKKU naik 34 persen ke level Rp 67 per saham.

Saham-saham yang jadi top losers antara lain saham MLIA turun 24,21 persen ke level Rp 432 per saham, saham INTA melemah 14,48 persen ke level Rp 248 per saham, dan saham MYTX tergelincir 13 persen ke level Rp 73 per saham.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih terus konsolidasi di tengah gejolak harga komoditas. Investor asing terus melakukan aksi jual meskipun tidak begitu besar menambah tekanan kepada IHSG.