Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada awal sesi perdagangan Jumat pekan ini. Pelemahan IHSG terbatas ini di tengah laju bursa Asia yang bervariasi.
Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat (9/6/2017), IHSG turun 10,02 poin atau 0,14 persen ke level 5.694,68. Indeks saham LQ45 turun 0,23 persen ke level 954,74. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 75 saham menghijau namun tak mampu mendorong IHSG menguat. Sedangkan 46 saham melemah dan 88 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.703 dan terendah 5.692,26.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.983 kali dengan volume perdagangan 202,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 236,7 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 45 miliar di seluruh pasar.
Secara sektoral, sektor yang melemah dan menguat seimbang. Sektor yang menguat dipimpin oleh sektor infrastruktur dengan penguatan 0,75 persen disusul sektor industri dasar dengan penguatan 09,52 persen dan sektor perdagangan dengan penguatan 0,07 persen.
Sementara sektor yang melemah dipimpin oleh sektor aneka industri dengan pelemahan 0,94, disusul sektor barang konsumsi yang melemah 0,49 persen dan sektor pertanian dengan pelemahan 0,38 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers pada pagi ini antara lain saham FIRE naik 50 persen ke level Rp 750 per saham, saham FINN mendaki 34,83 persen ke level Rp 240 per saham, dan saham BMSR mendaki 13,74 persen ke level Rp 149 per saham.
Sedangkan saham-saham yang catatkan top losers antara lain saham BKDP tergelincir 6,94 persen ke level Rp 67 per saham kemudian saham BISI susut 26,29 persen ke level Rp 1.640 per saham, dan saham PSAB melemah 3,45 persen ke level Rp 224 per saham.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak di support 5.683 dan resistance 5.750.
Lanjar menjelaskan, IHSG ditutup melemah kemarin. IHSG susut 14,4 poin ke level 5.702,92. "Sektor industri dasar memimpin pelemahan di saat sektor konsumer mulai menahan naik 0,2 persen," kata dia, di Jakarta, Jumat (9/6/2017).
Sentimen dalam negeri sebenarnya positif. Lantaran, data cadangan devisa terhitung cukup baik. Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Indonesia (BI) dianggap masih konservatif. Alhasil, investor asing pun melakukan aksi jual pada perdagangan saham kemarin.
Â