Sukses

IHSG Bergerak Variasi pada Awal Sesi Perdagangan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 6,8 poin atau 0,12 persen ke level 5.668,72 pada pra pembukaan perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada awal sesi perdagangan. Sementara itu, posisi rupiah berada di kisaran 13.289 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (12/6/2017), IHSG susut 6,8 poin atau 0,12 persen ke level 5.668,72. Indeks saham LQ45 melemah 0,18 persen ke level 948,77. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG pun masih tertekan tipis sekitar 4,25 poin atau 0,07 persen ke level 5.673. Indeks saham LQ45 naik 0,04 persen ke level 950.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.678,41 dan terendah 5.668,72. Ada sebanyak 73 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 45 saham melemah dan 84 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.679,54 dan terendah 5.668,72. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.309 kali dengan volume perdagangan 258,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 103 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 3,5 miliar di seluruh pasar. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.286.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham aneka industri naik 0,99 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang naik 0,28 persen dan sektor saham pertanian mendaki 0,22 persen. Sementara itu, sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,35 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham LION mendaki 24,27 persen ke level Rp 1.270 per saham, saham ESTI melonjak 12,84 persen ke level Rp 167 per saham, dan saham GPRA menanjak 11,20 persen ke level Rp 139 per saham.

Sedangkan saham-saham yang mencetak top losers antara lain saham AGRS turun 5,24 persen ke level Rp 199 per saham, saham LRNA merosot 4,35 persen ke level Rp 154 per saham, dan saham FIRE turun 6,67 persen ke level Rp 700 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi pada awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,36 persen ke level 25.934, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,82 persen ke level 2.362, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,41 persen ke level 19.931, dan indeks saham Taiwan melemah 0,50 persen ke level 10.149. Sementara itu, indeks saham Singapura menguat 0,33 persen ke level 3.264 dan indeks saham Shanghai mendaki 0,20 persen ke level 3.164.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bervariasi dengan kecenderungan melemah menjelang rapat kebijakan the Federal Reserve. Di samping itu, kegagalan Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam menyerukan pemilihan umum sehubungan dengan perundingan Britain Exit (Brexit) juga turut mempengaruhi laju IHSG.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengatakan, pekan pertama Juni, inflasi yang terjadi tidak tinggi. Inflasi secara tahunan (YoY) tercatat 4,17 persen turun dibandingkan pada Mei yang mengalami inflasi Year on Year (YoY) 4,33 persen. Bank Dunia juga perkirkaan ekonomi Indonesia tumbuh menjadi 5,3 persen pada 2017.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, pola pergerakan IHSG masih menunjukkan usaha meninggalkan level konsolidasi yang belum kunjung terealisasi. Level support sedang diuji, dan level resistance belum dapat ditembus untuk kembali perkokoh pola kenaikan IHSG.

"Namun dengan terjaganya level support memberikan gambaran kalau kondisi pergerakan IHSG masih berada batas aman. Hal ini juga ditunjang dari masa pembagian dividen dari beberapa emiten,," kata William dalam ulasannya, Senin, 12 Juni 2017.

William memperkirakan, IHSG bergerak di kisaran 5.661-5.797 pada Senin pekan ini.

Laporan PT Bank DBS Indonesia menyebutkan Bank Indonesia (BI) akan mengadakan rapat bulanan pada 15 Juni 2017 untuk membahas suku bunga acuan 7 day reverse repo rate. Para ekonom dan analis menilai, BI belum akan melakukan perubahan terhadap suku bunga acuan itu. Pada hari yang sama, data neraca perdagangan, ekspor dan impor juga akan rilis.

Â